The GazettE in album Vortex

The GazettE in album Vortex
Iri gue sama rambutnya Aoi~ XD

Sabtu, 09 April 2011

My FF: The GazettE / Nancy / Chapter: 9

Chapter 9


Chara: Ruki, Tuki
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: Just mine


Wanita bergaun satin berwarna biru muda itu tersenyum. Ia agak bingung harus bicara apa karena keget. “Saya Tuki Hanami. Saya biasa dipanggil Tuki. Saya sedang menyelesaikan S2 saya di bidang musik.”
Ruki masih tak percaya siapa yang duduk disebelahnya. Wajahnya bersemu merah dan ia berusaha untuk menyembunyikannya dengan senyuman memikatnya (?). ‘Wajahnya masih sama. Kecuali rambutnya.’
30 Menit telah berlalu..
Ayah Tuki berdiri. Ia memberi kode pada ayah Ruki untuk pergi. Eh, para ibu malah ikutan pergi. Tinggalah Ruki dan Tuki berdua saja yang masih merasa canggung.
Ruki akan mengatakan sesuatu tetapi, ia mengurungkan niatnya karena ia tidak tahu apa yang akan dia katakan. Ia Cuma berguman-guman bingung.
Tuki yang sama bingungnya cuma menunduk menutupi wajah merahnya. ‘Kenapa dia ada disini?’
“Ehm,” kata Ruki. Tuki menatapnya, ia berhenti bicara dan menatap wajah wanita itu. ‘Duh, apa yang gue pikirkan, sih!!?’ Ruki terlihat bingung, “Gue nggak tahu kalo loe.. Yah, loe tau, ada disini.”
Tuki memainkan gaunnya. “Gue juga nggak tau loe ada disini.. dan.. hal itu agak mengejutkan.”
Ruki kembali diam. “Jadi, loe disini sejak hari pertama loe nggak masuk sekolah dengan alasan yang agak ditutup-tutupin sekolah dan bilang loe sakit?”
Tuki menatap Ruki kaget. ‘Dia masih ingat? Padahal.. itu sudah lama sekali.’ Mata Tuki gelisah mencari sesuatu hal yang sebenarnya tak ada yang ia cari. “Ya. Kurasa Sakura mengatakannya padamu.”
“Bukan. Aoi yang bilang.”
“Oh..” Tuki menunduk. ‘Apa yang ingin ku katakan?’
Ruki mengacak rambut coklatnya. “Gue bingung mau bilang apa lagi,” katanya agak frustasi. Tuki menahan tawa. “Gue cuma.. cuma..”
Tuki memandangnya bingung dan ingin tahu. “Ada apa, Ruk?”
“Gue kangen sama loe,” ucap Ruki sangat cepat sampai-sampai tak terdengar (kecuali author yang sedang mengetik ff ini).
“Maaf, tapi gue nggak bisa denger kata-kata loe~”
Ruki menghembuskan nafas supaya ia tenang. “Gue..” –ia menelan ludah ragu-ragu- “.. gue kangen sama loe.”
Wajah Tuki bersemu pink dan tak percaya. “Loe bercanda, ya?” tanya Tuki berusaha sedatar mungkin.
“Nggak.” Ruki menatap Tuki. “Gue suka sama loe.”
Rona merah muda kini tampak jelas di wajahnya. “Gue~”
“Gue tahu, itu terdengar nggak masuk akal atau apapun itu, tapi intinya gue bener-bener suka sama loe,” kata Ruki bersungguh-sungguh. “Saat gue denger loe pindah..”
“Ok. Gue percaya.”
Ruki mengenggam tangan Tuki dengan gemetar dan warna merah menghiasi wajah imutnya (?). “Maukah kamu menjadi tunanganku?” kata Ruki memberikan tawaran. Nadanya terdengar sungguh-sungguh dan agak sedikit gugup karena lidahnya terasa agak kelu.
Tuki masih menunduk. Menyembunyikan segala ekspresi kebahagian yang tergambar di wajahnya. Ia memandangi gaunnya. “Aku..”
Ruki menunggu jawaban Tuki. ‘Gila kali gue nembak cewek secara tiba-tiba gini. Ralat. Bukan nembak tapi ngelamar dia~’ pikirnya kaget dengan tindakannya.
Tuki mengangguk malu. “Aku mau... Jujur aku juga menyukaimu.”

Xixixi.. :D
Terlalu lebay dan alay menurut gue~
Tapi, biarin aja. Siapa yang peduli? :D
------------------------------ZPBellani®-----------2011-nen---04-gatsu---muika©--------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar