The GazettE in album Vortex

The GazettE in album Vortex
Iri gue sama rambutnya Aoi~ XD

Kamis, 21 April 2011

Nggak penting Banget: Bagian 1

SM*SH




The GazettE


Lirik Lagu: YuI - Gloria

ah ah ah ah ah ah ah(x5)
miwaku no tobira shorai no tenbou datte
yuragisou ni naru seishun jidai de
jinsei ga kawaru koishitai no ni
okubyou ni naru mondai yamadzuminan da
kotae wo michibiku tame ni wa this feeling
kirisuterarenai all my love!

yume janaiyai yai yai yai yai?
te ga todokisou na gloria
tama ni mienakunatte

cry yai yai yai yai?
chikamichi wo sagashite mo onaji ne
mata mayotte shimau desho

ah ah ah ah ah ah ah(2x)
seikousha no koe takadaka ni
kataru episoodo taningoto mitai
ima no watashi chiisana heya de
kangaeteiru kuusou no mirai ni
toikakete miru keredo that feeling
imeeji dekinai no ga all night long*

maketenai yai yai yai yai?
kagayaku saki ni gloria
chikadzuiteru hazu sa

cry yai yai yai yai?
mou dare no sei ni mo shinai yo
zenbu dakishimeteiku
muchuu ni narena kya uso ne

wo~ sakura ga saku koro ni kitto
wo~ atarashii jibun ni deaeru no

yume janai hazu yo mukuwareru to shinjiteru
hontou ha kowaii kedo
cry yai yai yai yai yai?
kuyashii kimochi ga aru kara get glory day!

maketenai yai yai yai yai?
kagayaku saki ni gloria
chikadzuiteru hazu sa

cry yai yai yai yai?
nemurenai yoru ni hitori
hiza wo kakaekonde mo
baby naiteru jikan ha nai

ah ah ah ah ah ah ah(x4)

Lirik Lagu: Taylor Swift - Speak Now

i am not the kind of girl
who should be rudely barging in on a white veil occasion
but you are not the kind of boy
who should be marrying the wrong girl

i sneak in and see your friends
and her snotty little family all dressed in pastel
and she is yelling at a bridesmaid
somewhere back inside a room
wearing a gown shaped like a pastry

this is surely not what you thought it would be
i lose myself in a daydream
where i stand and say

don't say yes, run away now
i'll meet you when you're out of the church at the back door
don't wait, or say a single vow
you need to hear me out
and they said speak now

fond gestures are exchanged
and the organ starts to play
a song that sounds like a death march
and i am hiding in the curtains
it seems that i was uninvited by your lovely bride to be

she floats down the aisle like a pageant queen
but i know you wish it was me,
you wish it was me
don't you?

don't say yes, run away now
i'll meet you when you're out of the church at the back door
don't wait, or say a single vow
you need to hear me out
and they said speak now

don't say yes, run away now
i'll meet you when you're out of the church at the back door
don't wait, or say a single vow
your time is running out
and they said speak now

ooh, la la

ooh, ooh

i hear the preacher say speak now or forever hold your peace
there's the silence, there's my last chance
i stand up with shaky hands, all eyes on me
horrified looks from everyone in the room
but i'm only looking at you

i am not the kind of girl
who should be rudely barging in on a white veil occasion
but you are not the kind of boy
who should be marrying the wrong girl

so don't say yes, run away now
i'll meet you when you're out of the church at the back door
don't wait, or say a single vow
you need to hear me out
and they said speak now

and you'll say let's run away now
i'll meet you when i'm out of my tux at the back door
baby, i didn't say my vows
so glad you were around
when they said speak now

Lirik Lagu: Taylor Swift - You Belong With Me

You belong Wioth Me –Taylor Swift-


you’re on the phone with your girlfriend, shes upset
shes going off about something that you said
cause she doesn’t get your humor like i do
i’m in my room, it’s a typical tuesday night
i’m listening to the kind of music she doesn’t like
and she’ll never know your story like i do

but she wears short skirts, i wear t-shirts
she’s cheer captain and i’m on the bleachers
dreaming about the day when you wake up
and find what you’re looking for has been here the whole time

if you could see that i’m the one who understands you
been here all along so why can’t you see
you belong with me, you belong with me

walkin’ the streets with you and your worn-out jeans
i can’t help thinking this is how it ought to be
laughing on a park bench, thinking to myself
hey isn’t this easy

and you’ve got a smile that could light up this whole town
i haven’t seen it in a while since she brought you down
you say you’re fine, i know you better then that
hey whatcha doing with a girl like that

she wears high heels, i wear sneakers
shes cheer captain and i’m on the bleachers
dreaming about the day when you wake up and find
that what you’re looking for has been here the whole time

if you could see that i’m the one who understands you
been here all along so why can’t you see
you belong with me
standing by and waiting at your back door
all this time how could you not know baby
you belong with me, you belong with me

oh, i remember you drivin’ to my house in the middle of the night
i’m the one who makes you laugh, when you know you’re ’bout to cry
and i know your favorite songs and you tell me ’bout your dreams
think i know where you belong, think i know it’s with me

can’t you see that i’m the one who understands you
been here all along, so why can’t you see
you belong with me
standing by and waiting at your back door
all this time how could you not know
baby you belong with me, you belong with me
you belong with me
have you ever thought just maybe you belong with me
you belong with me

Selasa, 19 April 2011

My FF: The GazettE dan SM*SH / SM*SH-ing The GazettE / Epilog

SM*SH-ing The GazettE


Chara: The GazettE dan SM*SH
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: ZPBellani’s fanfic


EPILOG

“Tak peduli ku dibully, omongan loe gue beli. Cacian loe gue cuci dengan senyuman prestasi. Tak pernah ku malu dengan cibiranmu, ku jadikan motivasi untuk maju,” kata Bisma menahan tawa.
“Dan akhirnya kita bisa maju,” kata Rafael.
“Tapi, kita tetap aja nggak bisa smashing the gazette,” kata Ilham kecewa.
“Apa loe bilang?” tanya Aoi tiba-tiba berada di belakang si Dicky yang mulai ketakutan. “Mau menghajar siapa?”
Ilham tersenyum takut. “Gue-gue cuma bercanda.”
“Awas loe kalo loe bener-bener melakukannya,” –Aoi melirik anggota The GazettE lainnya- ,”Kami akan melakukannya lebih dulu ke kalian.”
“Hidup cuma sekali. Marilah kita happy,” kata Rangga agak memohon.
Uruha tertawa. “Perjanjian damai akan rusak.”
“Kita kan udah damai. Ilham memang suka begitu,” kata Reza.
“Jangan pikir karena udah damai nggak mungkin ribut lagi,” kata Ruki.
“Iya, senior. Kami tahu,” kata anggota SM*SH serempak.
“Ternyata, tetap aja kita dibully~” bisik Dicky pada Morgan.
*
Bener-bener selesai!!!  Akhirnya....... Hanya perlu waktu 2 hari untuk menyelesaikannya. Bahkan, lebih cepat dari sinetron yang mereka bintangi kan???!!! XD
Semuanya hanya bercanda jadi, jangan diambil hati. Maklum authornya sama warasnya dengan Looney Lovegood. :D
--------ZPBellani®----------2011-nen---Shi-gatsu---Juu-go-nichi©----

My FF: The GazettE dan SM*SH / SM*SH-ing The GazettE / Chapter 5

SM*SH-ing The GazettE

Chara:
-The GazettE-
*Joyama Suguru (Aoi)
*Matsumoto Takanori (Ruki)
*Suzuki Akira (Reita)
*Takashima Koyou (Uruha)
*Uke Yutaka (Kai)
-SM*SH-
*Muhammad Ilham Fauzi Effendi (Ilham)
*Rangga Dewamoela Soekarta (Rangga)
*Rafael Landry Tanubrata (Rafael)
*Dicky Muhammad Prasetya (Dicky)
*M. Reza Anugrah (Reza)
*Bisma Karisma (Bisma)
*Handi Morgan Winata (Morgan)
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: ZPBellani’s fanfic

Warning!!
Banyak hal “IMPOSSIBLE” dalam fanfic ini, tapi “I’M POSSIBLE” untuk menuliskannya.. :D
CHAPTER 5: SENYUMAN DAN SEMANGAT


Detik demi detik berjalan cepat dan menurut SM*SH berjalan cepat banget. Kegugupan yang mereka rasakan membuat jarum jam terasa berputar sangat-sangat cepat. Sebelum pentas mereka saling curhat. XD
“Pernah jadinya malu, karena dicibir mulu,” kata Dicky.
“Bukannya ku tak mendengar kata-kata yang ada,” kata Morgan.
“Bukannya ku tak peduli semua caci dan maki,” kata Rafael agak kesal.
“Kita harus tunjukkin kalo kita bisa!” kata Ilham semangat.
“Bisa-bisanya loe ngomong kayak gitu. Ini semua kan gara-gara loe!” kata Rangga. bercanda.
“Kita buat mereka sadar akan kemampuan kita,” kata Reza.
“Tukang bully akan dikalahkan oleh yang terkena bully!” seru Bisma dan semua anggota SM*SH mengangguk setuju dengan semangat.
*
Taman depan sekolah disulap sekeren mungkin oleh anggota OSIS. Terlihat seperti dekorasi penampilan band-band terkemuka yang tampil di festival-festival luar negeri. (apaan, sih, gue ini??)
“Kita ganti lagu yang akan kita bawakan,” kata Aoi.
Ruki mendapat ide. “Vermin?” usul Ruki sambil membuat garis-garis gaze di lehernya. (maaf, w lupa namanya~)
“Ok!”
*
SM*SH tampil sebelum The GazettE. Mereka bernyanyi sambil bernari kayak biasa. Beberapa siswi terpesona dan terhipnotis suara dan lirik lagu mereka. SM*SH pun selesai manggung dan tadi membawakan lagu I Heart You.
“Senyuman ku tak akan pernah luntur lagi,” seru Rangga, Rafael, dan Morgan bersamaan.
“Semangatku tak akan pernah patah lagi,” seru Bisma dan Dicky serempak lalu, tertawa terpingkal-pingkal.
“Yes!” seru Ilham.
“Tunggu! Kita lihat seperti apa penampilan The GazettE,” usul Reza.
Semua setuju.
*
Kalau SM*SH menghipnotis siswi-siswi, The GazettE membuat siswa-siswa ikutan nyanyi. Sementara pesona kelima personilnya bikin para siswi meleleh (berlebihan). Dan senyuman Ruki di akhir lagu bikin guru-guru wanita pingsan terpesona. XD
SM*SH menonton mereka kagum. “Wah! Keren,” seru Rafael dan Bisma mengangguk setuju.
“Kita kalah telak~” kata Dicky down berat. [ udah kayak Shafira aja down~ :D V(^-^)V]
*
“Kami akui kalau kalian lebih baik daripada penampilan kami,” kata Rangga tertunduk.
“Oh, ya, pastilah,” timpal Kai sok.
“Kami kalah telak tadi,” kata Ilham sedih.
Aoi tertawa. “Gue rasa kalian lumayan. Yah, gue nggak bilang bagus, cuma lumayan.” (Inget cuma LUMAYAN!! Nggak lebih!!)
“Eh?!” Semua anggota SM*SH melongo.
“Kalian udah nampilin yang terbaik,” kata Reita.
“Dan sambutannya lumayan,” tambah Ruki.
SM*SH terkejut. “Wah, thanks.”
Uruha tersenyum manis. “Sama-sama.”
“Gue rasa kita bisa jadi temen?” tanya Bisma ragu-ragu. Dalam hati, ia menyesali pertanyaannya. ‘Gue pasti dicincang sama mereka gara-gara mau jadi temen mereka~’
“Tentu. Dari awal, kami cuma bercanda, doang, dan yah, sedikit berlebihan,” kata Uruha ramah.
*
Well, 5 chapter itu sudah sangat banyak. :D
--------------ZPBellani®------2011-nen---Shi-gatsu---Juu-go-nichi©---------------------

My FF: The GazettE dan SM*SH / SM*SH-ing The GazettE / Chapter 4

SM*SH-ing The GazettE

Chara:
-The GazettE-
*Joyama Suguru (Aoi)
*Matsumoto Takanori (Ruki)
*Suzuki Akira (Reita)
*Takashima Koyou (Uruha)
*Uke Yutaka (Kai)
-SM*SH-
*Muhammad Ilham Fauzi Effendi (Ilham)
*Rangga Dewamoela Soekarta (Rangga)
*Rafael Landry Tanubrata (Rafael)
*Dicky Muhammad Prasetya (Dicky)
*M. Reza Anugrah (Reza)
*Bisma Karisma (Bisma)
*Handi Morgan Winata (Morgan)
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: ZPBellani’s fanfic

Warning!!
Banyak hal “IMPOSSIBLE” dalam fanfic ini, tapi “I’M POSSIBLE” untuk menuliskannya.. :D

CHAPTER 4: AGONY


Tujuh siswa itu berlatih untuk pensi dengan sebaik-baiknya. Mereka ingin menampilkan yang terbaik yang bisa mereka lakukan. “Gue yakin kita pasti tampil keren,” kata Bisma semangat. Lainnya tersenyum semangat.
*
Ketua OSIS menepuk pundak Kai. “Kamu ikut kan?”
“Untuk memeriahkan acara yang kamu rencanakan,” jawab Kai.
“Woy, Kai!” panggil Uruha sekeras yang ia bisa.
Kai menoleh. “Apa?”
“Loe malah pacaran lagi! Kita harus latihan,” kata Ruki kesal.
Ketua OSIS yang bernama Cherry itu tertawa kecil. “Latihan sana,” bisiknya pada Kai.
*
Setiap hari mereka (2 blok yang berbeda) selalu latihan keras dan berusaha untuk melakukannya tanpa mengganggu sekolah mereka. Jadi, meskipun mereka latihan band tiap ada kesempatan, tetap saja mereka belajar sebaik mungkin.
Kedua blok itu sama-sama tidak tahu kalau lawan (anggap saja mereka sudah musuhan sejak pertama kali bertemu, apalagi setelah terjadi kekacauan Jum’at lalu) mereka akan pentas di PenSi sekolah mereka. 7 siswa (yang bukan murid) baru (lagi), menamakan kelompok mereka dengan nama SM*SH (singkatan dari Seven Men As Seven Hero) dan akan membawakan lagu pertama yang baru saja mereka ciptakan, yaitu: I Heart You. Sedangkan 5 siswa tukang bully di sekolah itu menamakan band mereka dengan nama: Gazette, tapi kemudian diubah menjadi The GazettE (arti: surat kabar / koran) dan berniat membawakan lagu Leech.
*
Lonceng baru saja berdentang tanda pulang sekolah, semua siswa-siswi langsung menyerbu lift untuk turun dan pulang. Semua kecuali, The GazettE yang berecana untuk latihan nge-band dulu satu jam baru pulang karena besok, PenSi akan diselenggarakan di taman depan sekolah yang dipenuhi bunga tulip beraneka warna, kembang sepatu, dan bunga kertas (bugenvil).
Di tengah-tengah latihan, Reita mendengar sesuatu. “Musik. Siapa yang sedang bernyanyi di dekat sini?”
Uruha menatapnya bingung. “Masa’? bukannya cuma tinggal kita yang masih ada disini?”
“Mungkin ob yang lagi bersih-bersih,” jawab Aoi nggak peduli.
“Bukan. Murid lain,” kata Kai. “Aku dengar ada yang lagi nge-rap.”
Ruki mengangguk. “Pop.”
“Gue anti-pop,” –Kai memutar-mutar stick drumnya- ,”jadi gue nggak tahu.”
Aoi mendengar sesuatu yang tidak asing di telinganya. “Gue tahu siapa. Ikut gue!”
Kai, Reita, Ruki, dan Uruha mengikuti Aoi yang terlihat agak kesal. Aoi membuka pintu aula sekolah mereka. Kelima orang itu kaget.
“Kalian!?” kata Reita dan Ruki bersamaan.
Anggota SM*SH yang lagi latihan nyanyi sambil nge-dance menoleh kaget. Mereka baru nyanyi sampai reff dan kini terpaku di tempatnya.
‘Mampus kita,’ batin Dicky panik.
“Kalian lagi. Nggak bisa apa nggak ganggu kami!” kata Rafael dengan tatapan dingin.
“Gue kira siapa saingan kami, ternyata cuma,” –Ruki tersenyum merendahkan- ,”orang-orang payah. Nggak gue sangka.”
Morgan mengepal tangannya. “Apaan maksud loe!!”
“Gue rasa loe terlalu bodoh jadi, nggak ngerti ucapan Ruki,” ejek Uruha.
“Tarik ucapan loe!” perintah Reza kesal.
“Penting, ya?!!” ejek Kai tersenyum kecut.
“Kalian yang beraninya main keroyokan emang bisa apa?!!” kata Rangga.
Aoi menaikkan alis kanannya lalu, tertawa mengejek. “Apa?” –Aoi melipat tangannya- ,”’Keroyokan’, kata loe? Loe pikir kami berapa orang? Cuma berlima.”
“Kalian itu bertujuh. Banyakkan kalian,”tambah Reita.
Dicky menghembuskan nafas kesal. “Sialan loe! Jadi maksud kalian, kalian lebih jago dari kami!?”
“Nggak ada yang ngomong begitu, kok,” ejek Uruha.
“Intinya, kalian nggak bakal menang ngelawan kami,” kata Aoi. “Catat di otak loe, The GazettE yang akan berjaya besok.”
Bisma maju sambil menatap tajam Aoi. “Hah? Loe nggak salah?”
The GazettE memandang Bisma merendahkan dengan senyuman mengejek. Mereka berbalik dan pergi. “Kita tunjukkan apa itu kekalahan pada tujuh anak bodoh itu,” kata Aoi semangat.
*
Huft!! Nulis cerita dalam keadaan marah bikin ancur dan tambah kesel aja. Sebel gue paggi ini!! Tapi.. 4 chapter!! :D
-----------------ZPBellani®-------2011-nen---Shi-gatsu---Juu-go-nichi©-----------------

My FF: The GazettE dan SM*SH / SM*SH-ing The GazettE / Chapter 3

SM*SH-ing The GazettE

Chara:
-The GazettE-
*Joyama Suguru (Aoi)
*Matsumoto Takanori (Ruki)
*Suzuki Akira (Reita)
*Takashima Koyou (Uruha)
*Uke Yutaka (Kai)
-SM*SH-
*Muhammad Ilham Fauzi Effendi (Ilham)
*Rangga Dewamoela Soekarta (Rangga)
*Rafael Landry Tanubrata (Rafael)
*Dicky Muhammad Prasetya (Dicky)
*M. Reza Anugrah (Reza)
*Bisma Karisma (Bisma)
*Handi Morgan Winata (Morgan)
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: ZPBellani’s fanfic

Warning!!
Banyak hal “IMPOSSIBLE” dalam fanfic ini, tapi “I’M POSSIBLE” untuk menuliskannya.. :D

Chapter 3: In the Middle of Chaos


Aoi duduk dengan ekspresi muram. Ia kesal, tapi tidak bisa melakukan apa-apa. Tertutup sudah kesempatannya untuk mendapatkan hati Sukma yang sudah ia coba raih sejak tahun lalu dan sekarang siswi itu malah dengan mudahnya menerima tembakan dari anak baru. “Tidak tahu usaha gue!”
“Siapa?” tanya Uruha tiba-tiba mengagetkan Aoi.
Aoi berpura-pura tidak peduli. “Aku hanya berguman nggak jelas.”
“Pasti tentang Sukma kan?”
Dengan berat hati, Aoi pun menceritakan perasaannya. Siapa sangka anak bandel seperti Aoi pun butuh curhat tentang hidupnya. Uruha mendengarkan dengan baik dan memberikan saran yang terbaik.
*
Reza meninju meja dengan amat sangat emosi. “Dasar! Kenapa mereka harus membuang buku Harry Potter ketujuh gue! Nggak tahu apa gue cuma punya satu!”
Bisma menghela nafas berat. “Eh, gue juga kehilangan tahu! Hp gue ilang!”
Ilham menunduk takut. “Kawan-kawan, maaf gue harus ngaku.”
“Jangan bilang, elo yang betak semua benda-benda kita,” kata Rangga terkejut.
“Enggaklah! Loe kira gue apaan?”
“Mungkin aja,” kata Rafael dan semua tertawa.
“Sebenernya, gue jadian sama Sukma dan.. kayaknya cowok bernama Aoi cemburu dan memutuskan untuk membalasku.”
*
Ketua OSIS sibuk mebagikan brosur pensi pada murid-murid. “Akan ada pensi sebulan lagi dan kami anggota OSIS berharap akan banyak yang ikut berpartisipasi dalam acara ini seperti tahin-tahun sebelumnya.”
Morgan melirik keenam temannya. Semua seakan sadar dan tersenyum menyetujui. “Kakak ketua OSIS, saya mau menyumbang suara.”
*
Enam siswa yang statusnya kini bukan anak baru lagi, kembali dijegat Aoi, dkk di parkiran yang sudah sepi (baca: sangat sepi). Terjadi pertarungan yang tak dapat dicegah. Diwarnai aksi saling pukul, meninju, menendang, dan berbagai aksi kekerasan lainnya. Tidak ada yang melerai hingga salah satu pihak menyerah dan pihak lainnya tetap menang.
“Kalian benar-benar in the middle of chaos,” ledek Reita saat keseluruhan dari 7 murid itu tersungkur di tanah tak berdaya penuh luka.
“Ayo, pergi. Sudah habis masa bersenang-senangnya~” kata Kai agak kesal.
*
3 chapter dalam sehari. Wow!!
----------------ZPBellani*-----2011-nen---Shi-gatsu---Juu-yokka ©-----------------------

My FF: The GazettE dan SM*SH / SM*SH-ing The GazettE / Chapter 2

SM*SH-ing The GazettE

Chara:
-The GazettE-
*Joyama Suguru (Aoi)
*Matsumoto Takanori (Ruki)
*Suzuki Akira (Reita)
*Takashima Koyou (Uruha)
*Uke Yutaka (Kai)
-SM*SH-
*Muhammad Ilham Fauzi Effendi (Ilham)
*Rangga Dewamoela Soekarta (Rangga)
*Rafael Landry Tanubrata (Rafael)
*Dicky Muhammad Prasetya (Dicky)
*M. Reza Anugrah (Reza)
*Bisma Karisma (Bisma)
*Handi Morgan Winata (Morgan)
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: ZPBellani’s fanfic

Warning!!
Banyak hal “IMPOSSIBLE” dalam fanfic ini, tapi “I’M POSSIBLE” untuk menuliskannya.. :D

Chapter 2: I Heart You


Akan ada pementasan drama di kelas X-A dan setiap kelompok harus mementaskan satu drama yang berasal dari sastra klasik. Dan kelompok Morgan, dkk akan mementaskan drama Romeo and Juliet.
“Eh, tapi kan nggak ada cewek di kelompok kita~” kata Rangga.
Morgan baru sadar. “Eh, iya. Gimana, nih?”
Rangga celingak-celinguk. ‘Masa’ udah nggak ada cewek lgi di kelas~’
“Si Sukma tuh masih belum dapet kelompok,” –Ilham menunjuk Sukma yang lagi asyik dengan hpnya yang cangggih- ,”Kita ajak dia aja.”
Dengan usaha ekstra (baca: rayuan dan senyuman termanis Rafael), mereka bisa meminta Sukma untuk menjadi sang Juliet yang terlibat dalam cinta yang terlarang di masa itu.
*
“Besok adalah hari pentas drama ini. Jangan mengecewakan diri kita sendiri,” kata Morgan mengingatkan. Ia melirik Sukma tajam. “Loe selalu melakukan kesalahan, jadi gue harap loe nggak mempermalukan kita.”
Sukma tersenyum pede seperti biasa. “Santai aja.”
“Jangan menyepelekan, Suk,” kata Dicky mengingatkan.
*
Hari pementasan tiba..
Semua berlangsung baik, bahkan bisa dibilang amat sangat baik. Sukma yang biasanya selalu melakukan kesalahan, jadi terlihat sangat hebat di panggung. Tapi..
“Kenapa hatiku cenat cenut tiap ada kamu? Kenapa lidahku kelu tiap kau panggil aku? Kenapa otakku beku tiap ku memikirkanmu?” kata Ilham saat melihat Sukma duduk sendirian di bawah pohon apel di halaman belakang sekolah.
“You know me so well?” tanya Sukma sambil menoleh.
“I know you so well.” Wajah Ilham berubah merah karena malu. “Girl I need you. Girl I love you. Girl I heart you. Tahukah kau saat kita pertama jumpa, hatiku berkata, ‘Padamu ada yang berbeda.’ Hmm... Sukma, loe mau nggak jadi cewek gue?”
Sukma terkejut. Baru kali ini ada cowok yang menyatakan cinta padanya (pengecualian untuk Aoi yang telah ditolaknya lebih dari 7 kali).”Ku juga punya rasa yang sama.”
Aoi memperhatikan dua orang itu dari balik pohon yang hanya 4 meter dari Sukma dan Ilham. Dadanya terasa panas karena cemburu. ‘Harusnya gue yang dapetin tu cewek!’ pikirnya emosi.
*
“Gue rasa loe tahu kenapa gue ada disini!?” kata Aoi ketus.
“Apaan?” tanya Ilham polos (sok innocent loe!).
Aoi menatap Ilham tajam. “Jangan dekati Sukma! Bisa juga anak ingusan kayak loe jadian sama Sukma yang paling cantik di SMA ini.”
“Eh, loe! Dia udah nerima gue jadi pacarnya jadi, jangan ikut campur loe!”
“Jadi, itu pilihan loe!”
“Tak ada yang bisa memisahkan cinta. Waktu pun takkan tega,” jawab Ilham sengit. “Dia dan aku bersama selamanya.”
“Jangan salahkan gue kalau hidup loe nggak akan menyenangkan lagi!” kata Aoi langsung pergi.
Sukma berlari ke arah Ilham. “Kamu nggak apa-apa kan, sayang?”
Ilham cuma menggeleng sambil tersenyum. “Pasti.”
*
2 chapter sudah selesai.. :D
----------ZPBellani®-----------------2011-nen---Shi-gatsu---Juu-yokka©----------------

My FF: The GazettE dan SM*SH / SM*SH-ing The GazettE / Chapter 1

SM*SH-ing The GazettE

Chara:
-The GazettE-
*Joyama Suguru (Aoi)
*Matsumoto Takanori (Ruki)
*Suzuki Akira (Reita)
*Takashima Koyou (Uruha)
*Uke Yutaka (Kai)
-SM*SH-
*Muhammad Ilham Fauzi Effendi (Ilham)
*Rangga Dewamoela Soekarta (Rangga)
*Rafael Landry Tanubrata (Rafael)
*Dicky Muhammad Prasetya (Dicky)
*M. Reza Anugrah (Reza)
*Bisma Karisma (Bisma)
*Handi Morgan Winata (Morgan)
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: ZPBellani’s fanfic

Warning!!
Banyak hal “IMPOSSIBLE” dalam fanfic ini, tapi “I’M POSSIBLE” untuk menuliskannya.. :D

Chapter 1: Unbearable Act
X-A..
Tujuh murid baru itu terkejut melihat kelas baru mereka. Semua terbengong-bengong kaget nan tak percaya.
“Ini,” –Dicky memandangi ruang kelas X-A- ,”luas sekali!”
Keenam murid lainnya mengangguk setuju. Well, sedikit info: sekolah mereka berenam sebelum ini jelek, tak terurus, dan sempit sekali. Masih takjub akan kemegahan ruang itu. (?)
“Awas, dong! Ganggu jalan gue aja!” seru seorang siswa di belakang ketujuh murid baru itu dengan kesal.
Mereka bertujuh menoleh bersamaan dan dapat memutar badan mereka. “Emang kalian siapa?” tanya Bisma kesal.
Siswa yang tadi berseru menatap Bisma merendahkan. “’Siapa’ kata loe?” Siswa tadi tertawa. “Gue rasa anak-anak baru harus diajarin untuk menghormati seniornya. Gimana menurut loe, Kai?”
Siswa yang dipanggil Kai tersenyum sok. “Gue suka ide loe.”
“Maksud mereka apaan, sih?” tanya Ilham berbisik pada Rangga dan hanya mendapat jawaban berupa gelengan tidak tahu.
*
Lonceng berdentang 3 kali tanda pulang sekolah..
Ketujuh murid baru itu menuju parkiran untuk mengambil motor-motor mereka, tapi..
“Kalian lagi,” kata Morgan kaget.
Mereka berlima yang ditakuti seisi sekolah karena ulah-ulah mengganggu mereka berdiri di depan murid-murid baru yang nggak tahu apa-apa.
“Gue rasa kalian harus tahu dulu siapa kami. Gue Aoi,” kata siswa itu masih dengan nada angkuhnya. “Itu Kai, Ruki, Reita, dan Uruha.”
“Kami nggak mau tahu nama kalian!” kata Reza kesal.
Aoi tersenyum kecut. “Anak baru sombong! Pindahan darimana, sih, loe itu! Songong amat sama kakak kelas!”
Ketujuh murid baru itu diam aja. Tak ada yang bisa dan mampu menjawabnya.
“Kita mulai bermainnya,” kata Uruha semangat sambil setengah berteriak. “Akhirnya, ada mainan baru.”
Ketujuh murid baru itu saling berpandangan tak mengerti dan memikirkan satu hal yang sama, yaitu: ‘Apa maksud mereka?!’
*
Rangga menatap danau kecewa dan sedih. Satu-satunya psp yang dia miliki tercebur ke danau di taman belakang sekolah. Ia kehilangan hadiah ulang tahun terakhir yang diberikan ibunya pada dia seminggu sebelum ibunya meninggal dunia.
Ruki tertawa puas dari dekat danau. “Mulai!”
*
“Aduh, kacamata gue!” keluh Dicky sambil mencari kacamatanya yang hilang saat pelajaran olah raga berlangsung. “Gue nggak bisa ngeliat lagi!”
Reita tersenyum mengejek dari balik aula olah raga.
*
Selama seminggu kemudian, ketujuh murid baru terus menerus mendapat kesialan atau lebih tepatnya mendapat bullying yang semakin berat setiap harinya.
“Kenapa kita sial mulu, sih?” keluh Ilham sedih sambil mengingat hilangnya novel Twilight miliknya beberapa hari yang lalu.
“Pasti kerjaan mereka!” kata Rafael emosi.
“Kenapa mesti kita!?” geram Reza sambil meninju mejanya.
*
1 chapter gaze dimulai dan setiap saat akan semakin gaze dan sangat gaze lalu, amat sangat gaze jadi, luar biasa gaze, dan akan berakhir amat sangat gaze luar biasa! :D xixixi.. :D
------------ZPBellani®--------2011-nen---Shi-gatsu---Juu-yokka ©-----------------------

My FF: The GazettE dan SM*SH / SM*SH-ing The GazettE / Prolog

SM*SH-ing The GazettE


Chara: The GazettE dan SM*SH
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: ZPBellani’s fanfic

Prolog
SMA Impossible..
Bel pertanda istirahat berbunyi nyaring dan sebagian besar murid SMA Possible menyerbu kantin untuk makan siang. Kelima siswa berjalan di koridor menuju atap. Dengan takut, murid-murid yang bertemu dengan mereka menyingkir dari hadapan kelima siswa tersebut.
*
Ruang kepala sekolah SMA Impossible..
“Kalian akan menjadi bagian dari kelas X-A. Bu Arneth akan membantu kalian mengenal sekolah ini dengan baik,” kata kepala sekolah ramah.
Tujuh siswa baru yang ada di ruangan tersebut mengangguk semangat.
*
Karena cuma prolog jadi ceritanya pendek.
-----------ZPBellani®------2011-nen—Shi-gatsu---Juu-yokka ©--------

Sabtu, 09 April 2011

(sedikit) Tips Budaya China

TIPS BUDAYA (CINA)
Sumber: Bahasa Mandarin Untuk Pemula
Penulis: Elizabeth Scurfield dan Song Lianyi
Penerbit: Grasindo


(halaman: 22)
Seperti yang sudah Anda lihat dalam Bab 1, nama keluarga bagi bangsa Cina diletakkan di depan gelar seseorang. Ini berarti nama pemberian (nama Kristiani) diletakkan setelah nama keluarga Anda.

Chang (nama keluarga) Zheng (nama pemberian)
Bai (nama keluarga) Bide (nama pemberian)

Penggunaan nama pertama biasanya dipertahankan untuk anggota keluarga. Kolega atau orang sebaya yang tgerdapat dalam kelompok Anda semuanya disapa secara tidak resmi dengan cara mendahului nama keluarga mereka dengan kata lao (tua) dan xiao (muda); semua tergantung apakah orang dalam pernyataan tersebut lebih tua atau lebih muda dari Anda.

(Halaman: 75)
Musik tradisional Cina terdengar sangat berbeda dari musik Barat. Jika Anda punya kesempatan kunjungilah Opera Peking untuk mendengarnya. Setelah itu, mungkin Anda memutuskan untuk pergi ke sana lagi. Meskipun demikian, akan sangat berharga untuk mengunjunginya sekali saja, sekedar menambah pengalaman! Dandanan dan kostumnya sangat rumit dan ini memberi Anda seluruh jenis informasi tentang karakter yang sedang diperankan; jadi pergilah bersama seseoran yang mengerti tentang Opera Peking. Kebanyakan menikmati pertempuran dan akrobatik yang disuguhkan, tetapi tidak nyanyiannya.

Mungkin anda pernah mendengar tentang taiji (sering ditulis Tai Chi di negara Barat) atau qigong, yang merupakan bentuk latihan yang telah dilakukan beratus-ratus tahun di Cina. Beberapa bentuk qigong dianggap mampu memberi manfaat bagi penderita kanker dan mereka dianjurkan untuk mengikuti kelas-kelas reguler (biasanya dilakukan di taman-taman setempat pada pagi hari sekitar pukul 06.00) sebagai bagian dari program pengobatan dan penyembuhan.


(halaman: 135)
Kebiasaan saat makan di Cina adalah semua makanan di letakkan di tengah-tengah meja dan kemudian dibagikan. Tuan rumah akan melayani tamu sebaik-baiknya. Terlalu menyakitkan kalau Anda tidak mencicipi makanannya! Sup biasanya dimakan pada akhir perjamuan, kecuali pada daerah-daerah tertentu di selatan.

Cerita Rakyat Indonesia: Terjadinya Burung Cendrawasih

TERJADINYA BURUNG CENDRAWASIH
Cerita Rakyat
Asal: Papua, Indonesia
Disclaimer: Cerita ini turun temurun menjadi bagian dalm masyarakat di bagian timur wilayah Indonesia, Papua. Tentu saja ini milik mereka, WARGA PAPUA.

Di suatu desa kecil di tanah Papua, hiduplah 2 orang kakak-adik yang sudah yatim-piatu. Hampir semua anak yang ada di desa tersebut sudah menjadi anak yatim-piatu diakibatkan perang saudara yang terjadi di daerah itu. Sang kakak bernama Boworpict Akap dan sang adik bernama Tewerauct Akap.
Kakak dan adik ini selalu bersama dan saling bantu-membantu. Mereka pun tumbuh menjadi pria dan wanita dewasa.
Pada suatu malam di dekat sungai, sang kakak beradik ini mengobrol seperti biasa. Dengan keberanian yang ia miliki, sang kakak mengatakan, “Adikku sayang, aku menyukaimu. Menyukaimu bukan sebagai kakak-adik tapi, sebagai pria dan wanita.”
Sang adik yang tak menyangka dan ia bahagia karena ia punya rasa yang sama. “Ya, kak. Aku juga menyukaimu. Tak ku sangka kakak memiliki perasaan yang sama.”
Di bawah bulan purnama, mereka berdua mulai merajut kisah cinta mereka yang baru dimulai sebagai sepasang kekasih.
Tak lama kemudian, Boworpict pun melamar Tewerauct. Mereka menikah dan Tewerauct pun hamil.
9 bulan kemudian..
Tewerauct pun melahirkan anak kembar. 1 bayi laki-laki dan 1 bayi perempuan. Boworpict memberi nama 2 anak kembarnya dengan nama yang sama dengan nama mereka. Mereka berdua diliputi kebahagiaan.
Namun tidak disangka-sangka, anak kembar mereka tumbuh menjadi anak nakal, pembuat keributan, malas, dan tidak mau membantu orang tua. Kedua anak kembar itu terus-menerus bermain. Hingga suatu hari, habislah kesabaran Boworpict, dengan kesal ia memarahi mereka berdua sambil memukuli anak-anaknya itu.
Tewerauct langsung membela anaknya. Ia dan kakaknya (yang juga suaminya) jadi bertengkar hebat. Padahal sebelumnya, mereka selalu rukun tanpa pertengkaran.
Boworpict langsung pergi ke hutan. Ia merasa kesal sekali dan untuk menenangkan diri ia memasang perangkap untuk babi. Tak lama, ia kembali pulang dengan 3 hasil buruannya. Semua makan, kecuali Tewerauct karena dia masih merasa kesal.
Boworpict kembali ke hutan untuk memasang perangkat babi. Tanpa ia sadari, adiknya (+ istrinya), dan 2 anaknya. 3 orang itu mengikuti Boworpict tapi ketika mereka 4m di belakang Boworpict, Tewerauct memberi tanda kepada kedua anaknya untuk berhenti.
“Anak-anakku yang ku cintai, sebenarnya ibu berharap kalian akan mengerti. Ibu sudah tidak cinta dengan ayahmu. Ibu ingin pisah dengan ayahmu,” kata Tewerauct dengan nada sedih. Kedua anaknya mengerti dan setuju untuk menuruti apa yang diinginkan ibunya itu. “Kalian berdua naik ke atas pohon tinggi itu.”
Mereka berdua segera naik ke atas pohon yang dimaksudkan ibunya. Tewerauct berlari cepat dan membuat suatu ramuan lalu, memanjat naik ke pohon yang dinaiki anaknya. Dia membagi 3 ramuan itu untuk dioleskan. Tiba-tiba..
“Boworpict..” panggil Tewerauct lembut.
Boworpict mencari-cari sumber suara. Tak ada yang ia temukan. Ia agak parno dan masih terus mencari. Ke kanan. Ke kiri. Tak ada apa-apa. Dia tidak bisa menemukan Tewerauct.
Tewerauct merasa agak sedih. “Suamiku.. Boworpict.. Aku ada disini.”
Boworpict mendongak keatas dan hanya melihat 3 burung cendrawasih yang bertengger di dahan terendah pohon itu.
“Boworpict, aku istrimu,” kata Tewerauct yang sudah berubah menjadi cendrawasih sambil melompat turun. Ia berdiri di depan Boworpict yang masih shock berat. “Yang ada diatas sana adalah anak-anakmu. Kami sudah berubah menjadi cendrawasih dan tidak mungkin kembali.”
Seketika itu juga, aliran air mata muncul deras. Boworpict menangis tak percaya dan dia merasa sangat sedih. Bagaimana mungkin dia bisa melanjutkan hidupnya tanpa keluarganya yang sangat ia cintai. Dia merasa sangat menyesal. Amat sangat menyesal.
“Semua sudah terjadi. Jangan menangis, Boworpict..” Tewerauct agak terisak. “Boworpict, tolong berjanjilah padaku. Jangan menebang hutan karena di tempat itu kami tingggal. Jangan memburu kami, karena kami tetap keluargamu.”
Tewerauct langsung melompat kembali ke atas dahan bersama anak-anaknya. Mereka terbang pergi. Pergi meninggalkan Boworpict yang masih menangis sambil menunduk. “Tewerauct.. Aku janji. Ya. Aku janji, Tewerauct,” kata Boworpict diantara jatuhnya tetesan air matanya.
-THE END-
Cerita rakyat ini dibuat dengan berbagai perubahan, jadi maaf apabila ada kata-kata yang kurang pantas dan kurang berkenan. Saya mendapatkan cerita ini setelah guru Bahasa Indonesia saya menyuruh kami sekelompok ditugaskan membuat rangkuman cerita rakyat dari tanah Papua.
Nama latin Cendrawasih: Paradisea sp. atau Paradisea minor.
Kami:
Cide
Desty
Fersie
Nancy
ZPBellani
Setuju kalau...
OST. Terjadinya Burung Cendrawasih: SM*SH – I Heart You.
--------------(ZPBellani)®------Warga Papua®---02-April-2011©-------------------

My FF: The GazettE / CindeRuki / Chapter 1 / By: ZPBellani dan Fersie

Chara: The GazettE & Miyavi
Rated: T
Disclaimer: Ide dari temen gue Fersie Siasik Witiwitiw. Gue hanya mengembangkannya.

Di suatu kota besar yang ramai nan padat penduduk, hiduplah seorang laki-laki yang hidup bahagia dengan keluarganya. Namanya Ruki.
Pada suatu malam yang berkabut, ayah Ruki meninggal karena sebuah kecelakaan mobil. Ruki dan ibunya hanya bisa menangis sedih.
8 tahun kemudian, Ruki yang sudah berumur 17 tahun harus menerima kenyataan kalau ibunya akan menikah lagi dengan seorang pria kaya raya.
Acara pernikahan yang indah. Bunga-bunga yang indah bertebaran dimana-mana. Semua berbahagia, semuanya kecuali Ruki yang sedang berusaha untuk terlihat bahagia dan harus bersedia menerima kenyataan lainnya. Ia akan memiliki saudara tiri. 2 saudara tiri yang merupakan anak laki-laki dari ayah tirinya (Reita).
Hari-hari pernikahan yang bahagia itu tidak berlangsung lama, ibu Ruki meninggal dunia karena terkena kanker. Ruki yang kini yatim piatu harus tinggal bersama ayah tirinya dan 2 saudara tirinya.
“RUKI!! Sini loe!!” teriak Aoi sambil memerintah.
Ruki segera berlari menuju saudara tirinya itu. “Maaf. Ada apa?”
Kai melipat tangannya sambil menatap Ruki merendahkan. “Kan kami udah bilang. Kenapa loe belom beresin kamar kami!?!”
Ruki menunduk. Ia langsung membereskan kamar Kai dan Aoi. Perasaannya sedih tapi, ia tidak bisa melawan mereka. Karena tanpa bantuan Reita, ia pasti sudah mati kelaparan.
Reita membuka e-mail yang ada di inboxnya. Ia terkejut saat membaca isi e-mail tersebut. Dengan cepat, ia pergi menuju kamar Aoi dan Kai.
“Ada apa, pa?” tanya Aoi tanpa menutup majalahnya.
“Ayo, ikut aku. Kita harus membeli jas baru.”
“Buat apa?” tanya Kai.
“Akan ada pesta dansa di kastil. Kita diundang.”
Ruki menguping sambil membersihkan piring-piring kotor di dapur. Ia tersenyum bahagia.
“Tapi tentu saja si Ruki nggak akan ikut kan?” tanya Aoi memastikan tidak hadirnya saudara tirinya itu.
“Tentu saja. Dia akan mempermalukan kita,” tambah Kai.
Ayah tiri dan kedua saudara tiri Ruki pergi shopping lewat internet. Dengan mudah mereka mendapatkan apa yang mereka cari. 3 potong jas seharga Rp.7,99 juta/potong.
Malam pesta tiba. Reita, Aoi, dan Kai memakai jas keren nan baru. Ruki hanya boleh membantu mereka untuk memakai dresscode tersebut.
“Jangan kemana-mana! Lakukan pekerjaanmu dengan benar!” perintah Reita sambil memasuki limousine.
Aoi membenarkan dasinya sambil tertawa mengejek. Kai merendahkan Ruki lalu, mengatakan, “Ingat kau Ruki! Jangan pergi ke pesta dansa! Kau hanya mengganggu!”
Setelah mereka pergi, Ruki menuju kamarnya yang seperti gudang. Ia memutar-mutar pulpennya dengan kecewa. “Kenapa hanya aku yang tidak boleh ke pesta dansa?” gerutunya kecewa.
“Aku akan menolongmu, Ruki,” ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dari perapian.
“Kau siapa? Tidak mungkin santa claus datang. Ini kan musim semi~”
“Perkenalkan namaku Miyavi. Aku adalah bapak peri yang akan membantumu. Ibumu yang meminta aku untuk menolongmu,” jelas laki-laki itu. Ia terbang dengan sayap berwarna hitam yang sewarna dengan jas yang dipakainya. Ia tidak napak, terbang.
Ruki belum pulih dari rasa tekejutnya karena melihat sesuatu yang terbang (melayang) di depannya. “Tapi~”
Tanpa banyak bicara, Miyavi sang bapak peri, menyulap seperangkat komputer milik Ruki menjadi sebuah limousine putih. Standing character yang ada di ruang itu menjadi seorang pria yang berpakaian sebagai seorang supir. Miyavi juga nggak lupa menyulap daun-daun kering menjadi bensin yang ramah lingkungan untuk dimasukkan ke tangki bensin limousine tersebut.
Ruki tambah cengo. “Maaf, bapak peri, saya tidak mungkin pergi kesana~”
“Ah, itu mah gampang.” Miyavi menyulap baju compang-camping yang dipakai Ruki menjadi kemeja + jas abu-abu serta tak lupa dasi hitam. “Bagaimana?”
“Saya kurang suka warna jas ini~”
“Biar beda.”
Ruki mengangguk-angguk (pura-pura) ngerti. “Terima kasih.”
“Kembalilah sebelum pukul 09.00 p.m. kalau tidak semua sihir ini akan hilang.”
Ruki pun berangkat menuju kastil milik raja. Banyak sekali laki-laki dan perempuan yang hadir ke acara ulang tahun sang puteri raja, Uru-chan. Ia duduk di sebelah sang raja dengan gaun biru yang berbahan satin. Rambutnya ditata serapi mungkin dan dia menjadi perempuan tercantik malam itu.
Ruki celingak-celinguk di depan pintu menuju aula kastil. ‘Dimana, ya?’ pikirnya sambil memakai topeng yang menjadi keharusan dalam pesta tersebut.
“Apa yang anda cari?” tanya seorang perempuan di belakang Ruki.
Ruki menoleh dan terpesona akan kecantikan perempuan itu. Dialah Uru-chan, perempuan yang akan mewarisi kerajaan itu. “A-A-Aku~”
Mereka ngobrol banyak hal. Mulai dari hal yang remeh-temeh sampai hal-hal penting. Obrolan yang seru bahkan, mereka sampai lupa akan pesta dansa di ballroom kastil.
Jam besar berdentang 9 kali. Dengan cepat Ruki kabur dari tempat itu. Uru-chan memandangnya kaget + bingung. “Apa yang terjadi?”
“Aku harus pulang,” jawab Ruki tergesa-gesa sambil berlari panik. Ia tak mau identitas aslinya diketahui orang lain apalagi, kalau ayah dan saudara tirinya tahu dia datang ke pesta dansa.. dia pasti habis.
“Setidaknya bertahu namamu..”
Ruki berhasil selamat dari petaka. Ia sudah sampai di rumah bahkan, sebelum keluarga tirinya pulang. Ia baru menyadari sesuatu.
Beberapa hari kemudian, ada 5 pria yang mengawal seorang perempuan cantik. Mereka pergi menuju rumah Ruki. Reita dan kedua anaknya menyambut kedatangan 6 orang terhormat tersebut dengan ramah dan penuh senyum.
“Apakah ini topeng yang kalian kenakan beberapa malam yang lalu?” tanya seorang pengawal. Pengawal lain menunjukkan topeng yang dilapisi emas tersebut.
“Boleh aku mencobanya?” tanya Kai. Ia berusaha untuk memakainya, tapi topeng itu terlalu kecil untuknya.
Aoi meraih topeng yang ada di tangan Kai lalu, mencoba untuk memakainya. Tapi.. topeng itu tidak bisa dia pakai karena topeng itu terlalu sempit untuknya.
Reita menggerutu kesal melihat mereka berdua.
“Apa hanya kalian?” tanya pengawal ketiga sambil menaruh topeng tersebut ke dalam kotak. Reita mengangguk.
“Tapi.. kudengar ada empat orang?” kata Uru-chan.
Kai menarik ujung bibirnya kesal. “Dia hanya orang yang menumpang.”
“Biarkan dia mencoba,” perintah Uru-chan.
Ruki mencoba topengnya yang tanpa sengaja dia jatuhkan. Uru-chan tersenyum. “Aku akan mengangkatmu menjadi temanku. Teman dekatku. Ku harap kamu mau melakukannya dengan senang hati,” kata Uru-chan.
“Tentu saja. Saya mau menjadi teman anda, tuan puteri.”
Ruki dan Uru-chan menjadi teman baik. Dan mereka hidup bahagia dan dalam damai selamanya sementara itu, Reita, Aoi, dan Kai mendekam di penjara karena kasus kekerasan yang dialami Ruki selama tinggal dengan mereka.
-the end-
Bahagianya............... endingnya memang agak gaze, tapi yang penting tidak berakhir sebagai yaoi. ;)
Berdasarkan kisah Cinderella yang telah diubah ceritanya + tokohnya. Tema ditemukan saat anak-anak XYS lagi sibuk remed Bahasa Indonesia. Tema ini ditemukan Fersie dan dikembangkan oleh Fersie dan ZPBellani.
Ost. Cinderuki: The GazettE – Red dan The GazettE – Before I Decay
Nama Peran
Ruki Cinderella
Reita Ayah tiri Ruki
Aoi Saudara tiri Ruki
Kai Saudara tiri Ruki
Miyavi Bapak peri Ruki
Uruha (Uru-chan) Puteri mahkota
Menunggu untuk chapter 2

-----------------30032011—by:Fersie.&.ZPBellani—------------
------ZPBellani®--------03—Maret—2011©--------------------

My FF: The GazettE / Nancy / Chapter: 10

Chapter 10

Chara: Ruki, Tuki
Rated: T (sejago apa, sih, gue publish ff dengan rated selain rated: T? Gue aja nggak bisa bikin ff rated: K. :D)
Genre: Romance (Berharap bergenre: Romance, tapi.... nggak pernah bisa~)
Disclaimer: Mine. Mine. Mine.


EPILOG (Hanya epilog yang gaze~ Don’t read!)
------------------------------------------------------------------
Ruki lagi asyik menulis sesuatu di ruang keluarga. “Mungkin.. Lagu ini akan bagus. Gue akan menunjukkan lagu ini pada lainnya.”
“Ruki?” panggil seorang wanita sambil mengelus tangannya.
Ruki menoleh dan menemukan istrinya berdiri di sebelahnya. “Gue pasti nggak sadar kalo loe ada disini sejak tadi~”
Tuki (udah jadi istri Ruki selama 06 bulan) tersenyum memaklumi. “Kamu terlalu lelah.”
Ruki menghela nafas berat. “Kan cuma konser di Jepang.” Ruki tersenyum.
“Tapi kan tetep aja capek~” kata Tuki nggak setuju. “Biar aku buatkan kamu secangkir teh karena malam ini sangat dingin.”
“Tidak perlu. Sebentar lagi aku juga akan tidur,” tolak Ruki halus lalu, mengecup pipi istrinya lembut.
“Jangan terlalu malam. Kamu kekurangan tidur.”
“Tenang saja.”
Tuki kembali ke kamar untuk tidur sementara, Ruki mengerjakan seluruh pekerjaannya (lagu baru) lalu, berangkat tidur tepat pukul 11.59 p.m.
--------------------------------------------------------THE END-----------------------------------------------------------------
Akhirnya, selesai juga sudah 3 bulan gue nulis ff ini dan akhirnya selesai juga. Jangan salahkan gue kalau akhirnya dan seluruh ff ini (dari chapter 1 – chapter 10) gaze semua karena di awal gue udah bialng kan, “Kalo nggak GAZE berarti bukan THE GAZETTE.”
Akhir yang aneh~
Xixixi.. :D
---------------------------------ZPBellani®-------2011-nen---04-gatsu---muika©---------------------------------------

My FF: The GazettE / Nancy / Chapter: 9

Chapter 9


Chara: Ruki, Tuki
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: Just mine


Wanita bergaun satin berwarna biru muda itu tersenyum. Ia agak bingung harus bicara apa karena keget. “Saya Tuki Hanami. Saya biasa dipanggil Tuki. Saya sedang menyelesaikan S2 saya di bidang musik.”
Ruki masih tak percaya siapa yang duduk disebelahnya. Wajahnya bersemu merah dan ia berusaha untuk menyembunyikannya dengan senyuman memikatnya (?). ‘Wajahnya masih sama. Kecuali rambutnya.’
30 Menit telah berlalu..
Ayah Tuki berdiri. Ia memberi kode pada ayah Ruki untuk pergi. Eh, para ibu malah ikutan pergi. Tinggalah Ruki dan Tuki berdua saja yang masih merasa canggung.
Ruki akan mengatakan sesuatu tetapi, ia mengurungkan niatnya karena ia tidak tahu apa yang akan dia katakan. Ia Cuma berguman-guman bingung.
Tuki yang sama bingungnya cuma menunduk menutupi wajah merahnya. ‘Kenapa dia ada disini?’
“Ehm,” kata Ruki. Tuki menatapnya, ia berhenti bicara dan menatap wajah wanita itu. ‘Duh, apa yang gue pikirkan, sih!!?’ Ruki terlihat bingung, “Gue nggak tahu kalo loe.. Yah, loe tau, ada disini.”
Tuki memainkan gaunnya. “Gue juga nggak tau loe ada disini.. dan.. hal itu agak mengejutkan.”
Ruki kembali diam. “Jadi, loe disini sejak hari pertama loe nggak masuk sekolah dengan alasan yang agak ditutup-tutupin sekolah dan bilang loe sakit?”
Tuki menatap Ruki kaget. ‘Dia masih ingat? Padahal.. itu sudah lama sekali.’ Mata Tuki gelisah mencari sesuatu hal yang sebenarnya tak ada yang ia cari. “Ya. Kurasa Sakura mengatakannya padamu.”
“Bukan. Aoi yang bilang.”
“Oh..” Tuki menunduk. ‘Apa yang ingin ku katakan?’
Ruki mengacak rambut coklatnya. “Gue bingung mau bilang apa lagi,” katanya agak frustasi. Tuki menahan tawa. “Gue cuma.. cuma..”
Tuki memandangnya bingung dan ingin tahu. “Ada apa, Ruk?”
“Gue kangen sama loe,” ucap Ruki sangat cepat sampai-sampai tak terdengar (kecuali author yang sedang mengetik ff ini).
“Maaf, tapi gue nggak bisa denger kata-kata loe~”
Ruki menghembuskan nafas supaya ia tenang. “Gue..” –ia menelan ludah ragu-ragu- “.. gue kangen sama loe.”
Wajah Tuki bersemu pink dan tak percaya. “Loe bercanda, ya?” tanya Tuki berusaha sedatar mungkin.
“Nggak.” Ruki menatap Tuki. “Gue suka sama loe.”
Rona merah muda kini tampak jelas di wajahnya. “Gue~”
“Gue tahu, itu terdengar nggak masuk akal atau apapun itu, tapi intinya gue bener-bener suka sama loe,” kata Ruki bersungguh-sungguh. “Saat gue denger loe pindah..”
“Ok. Gue percaya.”
Ruki mengenggam tangan Tuki dengan gemetar dan warna merah menghiasi wajah imutnya (?). “Maukah kamu menjadi tunanganku?” kata Ruki memberikan tawaran. Nadanya terdengar sungguh-sungguh dan agak sedikit gugup karena lidahnya terasa agak kelu.
Tuki masih menunduk. Menyembunyikan segala ekspresi kebahagian yang tergambar di wajahnya. Ia memandangi gaunnya. “Aku..”
Ruki menunggu jawaban Tuki. ‘Gila kali gue nembak cewek secara tiba-tiba gini. Ralat. Bukan nembak tapi ngelamar dia~’ pikirnya kaget dengan tindakannya.
Tuki mengangguk malu. “Aku mau... Jujur aku juga menyukaimu.”

Xixixi.. :D
Terlalu lebay dan alay menurut gue~
Tapi, biarin aja. Siapa yang peduli? :D
------------------------------ZPBellani®-----------2011-nen---04-gatsu---muika©--------------------------------------

My FF: The GazettE / Nancy / Chapter: 8

Chapter 8

Chara: The GazettE
Genre: Friendship
Rated: T
Disclaimer: Mine


9 tahun kemudian...
“Ruki! Ruki!” panggil Uruha sambil mengetok-ngetok pintu kamar Ruki. Tak ada jawaban. “RUKI!”
Aoi yang lagi asyik baca manga (bayangkan saja rated-nya apa~) ngerasa terganggu langsung ngelempar si Uruha pake bantal yang ada di sampingnya. “Ngapain, sih, loe berisik kayak gitu!? Masih pagi udah berisik~”
Uruha melipat tangannya. Ia menoleh dengan ekspresi be-te. “Gue mau bangunin si Ruki tau!”
Aoi langsung berdiri dan mengambil segayung air dari kamar mandi. “Buka pintunya!” perintahnya sambil membawa gayung yang penuh air. Uruha membuka pintu kamar Ruki dan dengan cepat Aoi menyiram laki-laki yang lagi asyik tidur dengan air yang sangat dingin.
“Apaan, sih!!” teriak Ruki langsung terbangun dari alam mimpinya. Ia basah kuyup dan hpnya ancur gara-gara ikut kesiram air.
“Makanya bangun!” jawab Aoi lalu, pergi dengan wajah innocent-nya.
Ruki cemberut. “Akh! Ganggu mimpi gue aja!”
“Udah siang tau! Loe, sih, kelamaan tidur~” kata Uruha.
“Biar aja gue tidur mulu. Ntar kan gue jadi tinggi kayak loe kalo banyak tidur,” kata Ruki sambil mengacak rambut merahnya yang basah.
“Itu cuma bisa buat anak kecil tau~”
“Kalian pada tinggi-tinggi~ Gue? Coba loe bayangin kalo loe jadi gue~”
Uruha menghela nafas berat. “Nyerah gue.. Eh, Ruki, kalo lagi manggung kan loe yang paling disorot dan paling depan. Udahlah nggak usah iri kayak gitu~”
“Ok. Kalo gitu.. Gue mau tidur lagi aja.”

Hari ini adalah hari ulang tahun Ruki yang ke 25 dan ia akan berangkat ke Inggris buat nyusul (nyari) Nancy yang sudah hilang beberapa tahun lalu. Selain itu mereka berlima bikin band yang diberi nama The GazettE yang rencananya akan manggung di Inggris 2 minggu lagi.
Di salah satu bandara di Inggris..
Ruki melihat sekelilingnya dengan antusias dan tak percaya kalau dia sudah sampai di Inggris, serta kebanyakan dari orang-orang yang dia temui memakai Bahasa Inggris. Tenang saja Ruki nggak akan cengo,kok, gara-gara nggak ngerti perkataan orang lain, karena dia sudah les-les Bahasa Inggris di banyak tempat yang membuat dia kini jago pakai Bahasa Inggris. Makanya, jangan heran kalau lagu-lagu the GazettE banyak yang pakai bahasa internasional ini. XD
Di pesawat dia nyiptain sebuah lagu yang rencananya akan dia nyanyikan nanti pas manggung. ‘Kira-kira pada suka lagu ini atau nggak, ya?’ pikirnya.

Rumah Aoi di Inggris..
“Eh, kita mau nyanyi apa?” tanya Kai sambil masak pasta.
“Kan kemarin udah dikasih catatannya,” jawab Reita sambil memetik-metik bassnya.
“Iya. Gue tahu. Cuma maksud gue, lagu pembukanya apaan?”
“Apa, ya? Perasaan kemaren udah ada di kertas ketikan itu,” jawab Aoi sambil nyari-nyari kertas itu di dalam kopernya.
Ruki berdiri sambil berdehem-dehem ria. “Sebenernya tadi gue bikin lagu dan..” Ruki diam sebentar sambil melihat sepupu-sepupunya itu. “.. Gue pikir lagu ini bagus.”
“Oh? Coba gimana lagunya?” tanya Uruha antusias. Ia penasaran. “Siapa tahu aja lagunya bagus.”
Ruki mengulurkan kertas yang sejak tadi di pegangnya. “Nih.”
“Percuma Ruki. Gue nggak tau lagunya~”
“Gue juga mau tahu,” kata Kai lalu, duduk diantara Aoi dan Reita. “Kasih tahu, dong.”
Ruki meringgis. “Gue? Nggak tau~”
“Udah nyanyi,” suruh Aoi.
“Bener kata loe, Aoi, cepet nyanyi,” suruh Reita setuju.
Ruki menghela nafas gugup. “Gue?”
“Udah cepet loe nyanyi!” perintah Aoi, Kai, Reita, dan Uruha serempak.
Ruki pun menyanyikan lagu baru buatannya dengan agak gugup.
4 menit kemudian..
“Gimana?” tanya Ruki.
Uruha berdehem-dehem. Aoi mengeryitkan dahinya. Reita masih menopang dagunya dengan tangan kanannya. Kai malah melongo.
“Jadi?” tanya Ruki tak yakin. “Ancur, ya?”
Kai melirik kertas lirik yang dipegang Uruha. “Yakin loe bikin ini di pesawat?”
“I-iya,” jawab Ruki ragu, dia tahu lagunya akan dianggap ancur dan ternyata emang ancur.
“Gimana?” tanya Kai.
Uruha mengangkat alis kirinya. “Hn.”
Reita mengangkat bahu.
“Lumayan,” jawab Aoi. “Apa judulnya?”
Ruki mengangkat bahu. “Belom gue pikirin.”
“Apa, ya?” kata Uruha bantu berpikir.
Ruki dapat ide. Tiba-tiba aja. “Gue pikir, gimana kalo Nancy?”
“Apa?! Nancy!?” kata mereka berempat kaget.
Ruki mengangguk-angguk sambil tersenyum.
Reita manahan tawanya.
“’Nancy’? siapa lagi tuh?” tanya Uruha bingung.
“Ckckck. Ruki, Ruki.. Udah Reila, Erika, Catherine, eh, sekarang Nancy~” kata Kai.
“Mantan loe banyak amat, sih?” kata Aoi menyindir. “Entar lagu kita penuh dengan nama-nama mantan pacar loe lagi~”
“Nggak. Nggak. Dia bukan mantan pacar gue,” bantah Ruki dengan wajah agak bersemu merah. Ia lalu, cemberut. “Eh, lagian gue kan belom pernah pacaran.”
“Alasan aja loe,” sindir Reita disela tawanya.
“Huft!” Ruki memutar bola matanya kesal. “Lagu ini jadi lagu pembuka buat kita manggung nanti?” pinta Ruki dengan nada memohon sambil berekspresi seimut mungkin.

“Ruki, kamu udah sampai di Inggris kan?” tanya seorang wanita di ujung telepon yang ternyata merupakan ibu Ruki. Belum sempat Ruki menjawab, wanita itu sudah berbicara lagi, ”Datanglah ke restoran Marriane. Lokasinya hanya 5 blok dari rumah Aoi. Datanglah hari Sabtu besok jam 07.30 p.m.. Jangan sampai terlambat.”
“A-apa? Eh, tidak. Maksudku memang ada apa?” tanya Ruki panik. Ia tak mengerti atas apa yang akan terjadi atau yang telah terjadi. “Aku.. Sebentar lagi kan aku ma~”
“Udah dateng aja,” sela ibunya cepat. “Kamu harus berpakaian serapi mungkin dan menjaga kelakuanmu.”
“Ta-ta-tapi~”
“Kamu akan dijodohkan,” potong ibunya cepat sambil memutus sambungan telepon.
Ruki terbengong-bengong tak percaya. Ia terpaku di tempatnya. ‘APA!? PERJODOHAN!?’ Ia berkeringat dingin cemas. ‘Gue dateng kesini buat nyari si Tuki, tapi KENAPA GUE HARUS TERLIBAT HAL KAYAK GINI!? Berarti PERCUMA GUE DATENG KESINI~!?!’

Restoren Marriane..
Dengan berbekal informasi dari Reita tentang alamat dan tentang restoran tersebut. Ruki memakai setelan jas hitam dengan dasi berwarna biru gelap. Dengan gugup ia memasuki restoran besar nan indah yang bergaya abad 18 itu. Ia mencari-cari letak orang tuanya itu. Akhirnya, dia menemukan kedua orang tuanya itu.
Ruki memberi hormat pada 3 orang yang duduk semeja dengan orang tuanya. ‘Ini pasti orang-oran yang dimaksud.’ Ia jadi ingat kata-kata Aoi, Kai, Reita, dan Uruha semalam.
----------------------flash back (semalam)-------------------------
“Jangan mau kalau cewek itu nggak cantik,” kata Aoi sambil bermain game online di komputernya.
“Kalo gue nggak akan mau kalau dia nggak bisa masak. Nanti bisa mati kelaperan gue~” kata Kai sambil memakan makan malamnya.
“Hm.. Gue nggak mau dia nggak keren,” kata Uruha sambil memotong bahan celana jeansnya di bagian paha.
Reita melepas nose-bandnya. “Gue nggak akan terima dia kalau gue nggak suka sama dia.”
--------------------------flash back end---------------------------
Ruki duduk di tempat yang kosong diantara ayahnya dan seorang wanita yang ia yakin akan dijodohkan dengannya. Saat Ruki melihat wajah wanita itu (dan wanita itu balas meliriknya), keduanya kaget dan sang wanita langsung menunduk. ‘Tampaknya aku setuju dengan perkataan Reita semalam.’
“Ini anakku, namanya Matsumoto Takanori. Dia sering dipanggil Ruki,” kata ayah Ruki memperkenalkan anak semata wayangnya.
Ruki tersenyum. “Saya Matsumoto Takanori.”
“Wah, tampaknya, saya pernah melihatmu di majalah,” kata ibu wanita yang dijodohkan dengannya.
“Saya merupakan vokalis dari suatu band visual kei yang bernama ‘the GazettE’. Jadi, terkadang foto saya ada di majalah,” jawab Ruki dengan sopan.
“Perkenalkan, wanita ini merupakan anak kedua kami. Namanya..” kata ayah wanita yang dijodohkan dengannya. “Biar dia mengenalkan dirinya sendiri.”


Wow! Banyak banget! Awalnya, sih, gue pikir cuma sampai chapter ini aja, eh, koq, banyak juga, ya?? :D
------------------------------------------ZPBellani®----2011-nen—4-gatsu---Muika©---------------------------------

My FF: The GazettE / Nancy / Chapter: 7


Chapter 7

Chara: The GazettE
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: Mine


  Ruki memutar-mutar pulpennya dengan pikiran yang entah ada dimana. Ia melamun lagi. ‘Kemana, sih, dia?’ pikir Ruki lalu, menghela nafas berat.
    “Matsumoto Takanori, apa kamu sudah selesai?” tanya Bu Lin membuyarkan semua lamunan Ruki. Ia masih sibuk mengoreksi nilai-nilai try out murid-murid kelas XII.
  Ruki meringgis. “Belum, Bu.” Ia segera mengerjakan soal remed-nya yang soalnya cuma 3. Yup. Cuma 3 tapi, soalnya beranak. Dalam 1 soal ada 6 soal. Ia satu-satunya murid XGS yang terkena remed Bahasa Inggris.
  Matahari sudah mulai tenggelam. Warna jingga menghiasi seisi ruang kelas XGS. “SELESAI!!” pekik Ruki puas. Bu Lin Cuma senyum-senyum gaze (mungkin menganggap anak muridnya itu aneh~).
u
 Taman belakang rumah Kai..
  Ruki lagi asyik ngeliatin ikan yang ada di kolam ikan. Ia bengong lagi sambil, bersenandung lagu ciptaannya. Ia berdiri tepat di pinggir kolam ikan yang luasnya sekitar 3 meter.
  Kai, Uruha, dan Fersie melihat Ruki heran dari dekat tangga. Mereka yang tadinya asyik baca buku jadi, asyik ngeliatin Ruki.
    “Dia ngelamun lagi?” tanya Kai tak percaya. “Mikirin apa, sih?”
    “Kayaknya, iya,” jawab Fersie.
    “Dia nggak bener-bener autis kan?” tanya Uruha agak parno.
  Kai memandang Uruha heran. “Eh?! ‘Autis’?”
  Uruha mengangguk meng-iya-kan. “Kata si Aoi.”
  Aoi tiba-tiba muncul di balik Uruha dengan ekspresi gelap. “Kata gue?”
  Fersie tertawa gaze. Ia baru saja mendapat ide bagus. Kai, Uruha, dan Aoi memandangnya dengan tatapan ^Kenapa lagi ni anak?”
  Ruki masih asyik bersenandung dengan suara kecil yang hampir tidak terdengar. Ia adak malu jika, ada orang yang mendengar dia bernyanyi karena dia pikir suaranya tidak bagus.
    “Woy!” sapa Fersie sambil menyentuh pundak Ruki.
  Ruki yang kaget langsung melompat ke depan. Padahal di depannya itu kolam ikan. Dia tercebur dengan sukses dan membuat keempat sepupunya tertawa terpingkal-pingkal. Ia langsung berdiri di tengah kolam ikan dengan baju putihnya yang kini agak berwarna hijau. Ruki melipat tangannya dengan ekspresi kesal luar biasa.
    “Apa-apaan loe!” kata Ruki emosi. “Akh! Gue jadi basah kuyup kayak gini kan!!”
  Fersie masih tertawa. “Bukan salah gue! Kan gue Cuma nyapa, doang.”
  Ruki cemberut. “Baju gue~ Celana gue~ Akh! Berubah corak semua kan!!”
    “Loe sendiri yang salah. Kenapa malah loncat ke depan?” kata Aoi.
  Uruha mengangguk setuju di tengah tawanya. “Iya. Liat-liat, Ruk, kalo mau lompat.”
    “Nyebelin loe semua! Malah berpihak sama Fersie!” Ruki memandangi pakaiannya. “Padahal gue baru beli ini baju~”
    “Ntar gue beliin lagi,” kata Kai sambil mengambil hp-nya.
    “Jangan foto gue, Kai!” pekik Ruki sambil merapikan rambut hitamnya.
u
 Esok harinya, Ruki terkena flu berat yang mengakibatkan dia nggak masuk sekolah dan harus betah berbaring di tempat tidurnya sepanjang hari.
    “Maaf, ya, Ruki?” pinta Fersie memelas. “Kemarin kan April Mop.. Jadi, maafin, ya?”
  Ruki cemberut sambil pura-pura nggak dengar. Dia masih kesal dengan yang terjadi kemarin.”
    “Sesama saudara harus saling memaafkan,” kata Reita.
  Ruki masih pura-pura nggak dengar. “Itu pendapatmu.”
    “Udah maafin aja,” saran Reita. Aoi dan Uruha mengangguk.
    “Nggak,” tolak Ruki.
  Kai menghela nafas berat. “Ruki, maafin dia.”
    “Ya, udah. Gue maafin, loe. Puas?!” kata Ruki sinis.
  Fersie tersenyum berseri-seri. “Makasih.”
  Fersie, Aoi, Uruha, dan Kai pergi dari kamar Ruki yang agak acak-acakan karena pemiliknya lagi sakit. Reita akan pergi tapi..
    “Rei, bantuin gue, ya?” pinta Ruki.
    “Apaan?” tanya Reita tidak mengerti.
    “Loe, dapat info tentang Nancy?”
  Reita mengeryitkan dahi. “’Nancy’ siapa?”
    “Tuki. Udah sebut aja dia Nancy.”
    “Oh~”
    “’Oh’, doang?” tanya Ruki kecewa.
    “Maunya apaan?”
    “Mungkin loe punya informasi tentang Nancy,” jawab Ruki agak menjadi merah.
    “Kata.. Pokoknya dia pindah.”
 Ruki membulatkan matanya. “Kemana?! Kok, loe, nggak ngasih tau gue!”
    “Dia pindah ke Inggris. Tepatnya ke kota Oxford,” jawab Reita lalu, pergi.
  Ruki masih menatap pintu tak percaya. “Apa!? ‘Inggris!?’ Kenapa harus negara itu?”
u
Atas berkat kecelakaan yang gue alami tadi siang pas banget tanggal 01 April 2011, gue jadi dapet ide untuk menulis chapter ini.. J xixixi :D
Cuma mau ngingetin aja dan ngasih tahu buat yang nggak tahu. Jadi.. teman saya, Desty punya proyek baru, yaitu: Cinta Cenat Cenut season 2 (karakter utamanya Cide as Putri), dan Cinta Cenat Cenut season 3 (karakter utama Fersie). Dia mendapatkan ide itu dari sinetron berjudul sama yang diperankan oleh SM*SH. Jangan lupa nonton, ya... (Episode 1 dimulai tanggal 01 April 2011. Jam: 19.30. Only on Channel YDK 11). Proyek lainnya dibuat oleh Adzuf the Dragon Knight, yaitu: Cinta Cenat Cenut season 4 (karakter utama Desty). :D Full of fantasy.. J
Mungkin gue bakal masukkin 3 cerita itu ke blog ini.. :D (niet belangrijk~).
----------------------ZPBellani®--------2011-nen---04-gatsu---tsuitachi©---------------------------------------------