SM*SH-ing The GazettE
Chara:
-The GazettE-
*Joyama Suguru (Aoi)
*Matsumoto Takanori (Ruki)
*Suzuki Akira (Reita)
*Takashima Koyou (Uruha)
*Uke Yutaka (Kai)
-SM*SH-
*Muhammad Ilham Fauzi Effendi (Ilham)
*Rangga Dewamoela Soekarta (Rangga)
*Rafael Landry Tanubrata (Rafael)
*Dicky Muhammad Prasetya (Dicky)
*M. Reza Anugrah (Reza)
*Bisma Karisma (Bisma)
*Handi Morgan Winata (Morgan)
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: ZPBellani’s fanfic
Warning!!
Banyak hal “IMPOSSIBLE” dalam fanfic ini, tapi “I’M POSSIBLE” untuk menuliskannya.. :D
CHAPTER 4: AGONY
Tujuh siswa itu berlatih untuk pensi dengan sebaik-baiknya. Mereka ingin menampilkan yang terbaik yang bisa mereka lakukan. “Gue yakin kita pasti tampil keren,” kata Bisma semangat. Lainnya tersenyum semangat.
*
Ketua OSIS menepuk pundak Kai. “Kamu ikut kan?”
“Untuk memeriahkan acara yang kamu rencanakan,” jawab Kai.
“Woy, Kai!” panggil Uruha sekeras yang ia bisa.
Kai menoleh. “Apa?”
“Loe malah pacaran lagi! Kita harus latihan,” kata Ruki kesal.
Ketua OSIS yang bernama Cherry itu tertawa kecil. “Latihan sana,” bisiknya pada Kai.
*
Setiap hari mereka (2 blok yang berbeda) selalu latihan keras dan berusaha untuk melakukannya tanpa mengganggu sekolah mereka. Jadi, meskipun mereka latihan band tiap ada kesempatan, tetap saja mereka belajar sebaik mungkin.
Kedua blok itu sama-sama tidak tahu kalau lawan (anggap saja mereka sudah musuhan sejak pertama kali bertemu, apalagi setelah terjadi kekacauan Jum’at lalu) mereka akan pentas di PenSi sekolah mereka. 7 siswa (yang bukan murid) baru (lagi), menamakan kelompok mereka dengan nama SM*SH (singkatan dari Seven Men As Seven Hero) dan akan membawakan lagu pertama yang baru saja mereka ciptakan, yaitu: I Heart You. Sedangkan 5 siswa tukang bully di sekolah itu menamakan band mereka dengan nama: Gazette, tapi kemudian diubah menjadi The GazettE (arti: surat kabar / koran) dan berniat membawakan lagu Leech.
*
Lonceng baru saja berdentang tanda pulang sekolah, semua siswa-siswi langsung menyerbu lift untuk turun dan pulang. Semua kecuali, The GazettE yang berecana untuk latihan nge-band dulu satu jam baru pulang karena besok, PenSi akan diselenggarakan di taman depan sekolah yang dipenuhi bunga tulip beraneka warna, kembang sepatu, dan bunga kertas (bugenvil).
Di tengah-tengah latihan, Reita mendengar sesuatu. “Musik. Siapa yang sedang bernyanyi di dekat sini?”
Uruha menatapnya bingung. “Masa’? bukannya cuma tinggal kita yang masih ada disini?”
“Mungkin ob yang lagi bersih-bersih,” jawab Aoi nggak peduli.
“Bukan. Murid lain,” kata Kai. “Aku dengar ada yang lagi nge-rap.”
Ruki mengangguk. “Pop.”
“Gue anti-pop,” –Kai memutar-mutar stick drumnya- ,”jadi gue nggak tahu.”
Aoi mendengar sesuatu yang tidak asing di telinganya. “Gue tahu siapa. Ikut gue!”
Kai, Reita, Ruki, dan Uruha mengikuti Aoi yang terlihat agak kesal. Aoi membuka pintu aula sekolah mereka. Kelima orang itu kaget.
“Kalian!?” kata Reita dan Ruki bersamaan.
Anggota SM*SH yang lagi latihan nyanyi sambil nge-dance menoleh kaget. Mereka baru nyanyi sampai reff dan kini terpaku di tempatnya.
‘Mampus kita,’ batin Dicky panik.
“Kalian lagi. Nggak bisa apa nggak ganggu kami!” kata Rafael dengan tatapan dingin.
“Gue kira siapa saingan kami, ternyata cuma,” –Ruki tersenyum merendahkan- ,”orang-orang payah. Nggak gue sangka.”
Morgan mengepal tangannya. “Apaan maksud loe!!”
“Gue rasa loe terlalu bodoh jadi, nggak ngerti ucapan Ruki,” ejek Uruha.
“Tarik ucapan loe!” perintah Reza kesal.
“Penting, ya?!!” ejek Kai tersenyum kecut.
“Kalian yang beraninya main keroyokan emang bisa apa?!!” kata Rangga.
Aoi menaikkan alis kanannya lalu, tertawa mengejek. “Apa?” –Aoi melipat tangannya- ,”’Keroyokan’, kata loe? Loe pikir kami berapa orang? Cuma berlima.”
“Kalian itu bertujuh. Banyakkan kalian,”tambah Reita.
Dicky menghembuskan nafas kesal. “Sialan loe! Jadi maksud kalian, kalian lebih jago dari kami!?”
“Nggak ada yang ngomong begitu, kok,” ejek Uruha.
“Intinya, kalian nggak bakal menang ngelawan kami,” kata Aoi. “Catat di otak loe, The GazettE yang akan berjaya besok.”
Bisma maju sambil menatap tajam Aoi. “Hah? Loe nggak salah?”
The GazettE memandang Bisma merendahkan dengan senyuman mengejek. Mereka berbalik dan pergi. “Kita tunjukkan apa itu kekalahan pada tujuh anak bodoh itu,” kata Aoi semangat.
*
Huft!! Nulis cerita dalam keadaan marah bikin ancur dan tambah kesel aja. Sebel gue paggi ini!! Tapi.. 4 chapter!! :D
-----------------ZPBellani®-------2011-nen---Shi-gatsu---Juu-go-nichi©-----------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar