Chapter 6
Chara: Ruki, Aoi, Fersie, Reita, Tommi, Kai
Rated: T
Genre: Friendship
Disclaimer: Mau sampai kapanpun bahkan, setelah gempa mengguncang Jepang kemaren, tetap aja ini ff punya gue. ZPBellani.
J
Ruang kelas XGS..
Ruki memandang jenuh soal Bahasa Inggris dihadapannya. Ia masih memutar-mutar pulpen bosan dan bingung menjawab soal-soal itu. Soal-soalnya Cuma 5, kok. Tapi, sie Ruki belom ngerjain satupun. Pikirannya lagi mengelana ke tempat lain.
Bel mengagetkan itu berbunyi 2 kali tanda pergantia pelajaran. Bu Lin berdiri. “Kumpulkan ulangannya!” perintah Bu Lin. Murid-murid langsung cepat-cepat ngumpulin kecuali, satu siswa yang masih asyik dengan dunianya.
Tommi menyikut teman sebangkunya. Ruku menoleh malas. “Apa?”
“Udah pada ngumpulin tau,” kata Tommi. “Loe, nggak ngumpulin?”
Deg. Ia melihat kertas jawabannya. Masih kosong semua (kecuali: nama dan kelasnya). “Tom, bantuin gue!” pinta Ruki panik.
Tommi melihat kertas jawaban Ruki. Kosong! “Loe, ngapain aja daritadi?!” Dengan agak terpaksa, ia membantu Ruki yang sejak tadi ngelamun aja.
Dengan cepat Ruki melesat ke arah Bu Lin yang udah sampai di tangga. “Bu Lin, maaf. Ini kertas jawaban saya,” kata Ruki terengah-engah.
J
Bel istirahat kedua berdentang..
Ruki, Aoi, Fersie, Tommi, dan Reita makan bersama dengan lauk yang berbeda-beda. Ruki bawa sushi, Aoi bawa burger, Fersie bawa lasagna, Tommi bawa roti bakar, dan Reita bawa nasi Padang. Mereka makan sambil melakukan hal yang beda-beda. Ruki makan sambil menunduk menatap lantai, Aoi makan sambil mainin gitar, Fersie asyik sms-an dan kadang terkikik geli sendiri (pas baca sms), Tommi makan sambil baca buku Geografi, dan Reita makan sambil mendengarkan musik pakai headsetnya.
Karena merasa keganggu dengan tertawa sie Fersie, Aoi menjitak kepala Fersie. Maunya, sih, nggetok pake gitar namun, gitar kan mahal jadi takut rusak. “Berisik amat, sih!”
Fersie cemberut. “Suka-suka gue, dong!” kata Fersie kesal.
Dan akhirnya, mereka nyolot-nyolotan berdua.
5 menit kemudian..
Aoi dan Fersie masih nyolot-nyolotan. Reita memperhatikan mereka dengan tatapan kesal yang seolah-olah bilang ^Diem kalian!^. Mereka langsung diam gara-gara takut dengan tatapan sie Reita yang mengerikan (Oh, alaynya).
“Eh, tau nggak ini siapa yang bikin?” tanya Fersie Semua menggeleng, kecuali Ruki yang masih menunduk memikirkan sesuatu. “Ini buatannya Kai, lho!”
Aoi meliriknya nggak percaya, “Paling loe boong.”
“Kata siapa?! Emang bener, kok!”
Mereka nyolot-nyolotan lagi.
“Hei, Ruki! Loe kenapa, sih?” tanya Reita.
Dua manusia yang sedang nyolot-nyolotan itu berhenti dan menatap Ruki yang tampaknya masih termenung.
“Dia nggak ngerjain ulangan Bahasa Inggrisnya tadi,” jawab Tommi.
Aoi, Fersie, dan Reita langsung tertawa. Fersielah yang tertawa paling keras.
Tommi melihat mereka heran + bingung. “Kok, kalian ketawa?”
“Dia mah emang nggak bisa Bahasa Inggris,” jawab Fersie sambil tertawa.
“Iya, bener. Paling kalo ujian dia nyontek gue kalo nggak si Reita,” tambah Aoi masih tertawa.
J
Kamar Ruki..
Pe-er menmpuk tapi, nggak ada yang disentuh Ruki. Dilirik aja nggak. Ya, iyalah orang semuanya Bahasa Inggris. Pikirannya asyik pergi kemana-mana. Ia memandang ke jendela kamarnya. Cahaya berwarna jingga memasuki kamar Ruki. “Kemana, sih, loe?” tanyanya pada ... (nggak tahu harus nulis apa. Kan lagi nggak ada orang. Berarti ngomong sendiri, ya? Eits, tunggu kalo dia ngomong sendir berrti dia gila, donk!? Kalau dia gila berarti.. –Ah, sudahlah jangan dengarkan ocehan gila saya-)
“Ruki,” panggil Kai dari depan pintu kamar Ruki yang terbuka lebar. Ruki tetap bergeming. “Ruki?” ulang Kai lebih keras. Ruki tetap diam aja. “Matsumoto Takanori!” Ruki masih tetap tak menoleh.
Kai melihat sepupunya itu bingung dan heran. ‘Ni anak kenapa, sih?’ pikirnya. Ia sudah berdiri di depan Ruki, tapi Ruki tetap diam. “Woy! Gue ada disini!”
Ruki menoleh. Baru sadar akan kedatangan laki-laki tinngi berambut hitam di kamarnya. “Sejak kapan kakak ada disini?”
Kai menghela nafas berat. ‘Kayaknya tadi habis kesambet, deh~’ batinnya. “Gue udah ada disini sejak tadi.”
“Oh.. Trus mau ngapain disini?” tanya Ruki polos.
“Gue nggak mau ngapa-ngapain,” jawab Kai ketus. Dia merasa agak pusing dengan perilaku Ruki akhir-akhir ini yang menjadi suka ngelamun, jadi agak aneh, dan selalu bikin be-te dengan pertanyaan polos Ruki setelah bangun dari dunianya.
“Kalau gitu, ya, keluar aja.”
“Sebenernya, loe tuh mikirin apa, sih?”
Ruki mengeryitkan dahi. “Gue nggak mikirin apa-apa. Emang kenapa?”
“Tuh, pada nanyain tentang sikap loe yang jadi aneh.”
Ruki mengangguk mengerti tapi, dia langsung melihat Kai bingung. “Maksudnya, gue ngapain?”
“Astaga, Ruki!” kata Kai sambil, mengacak pelan rambut hitamnya. “Loe tuh jadi suka termenung kayak orang lagi mikir. Kami tahu loe nggak mikir, soalnya loe kan nggak suka mikir. Kok, loe jadi lemot, sih? Jangan-jangan ketularan gue!”
Ruki menunduk menatap lantai kamarnya. Eh, dia melamun lagi. Kai cuma bisa menepuk dahinya. ‘Gue salah apa, sih, kenapa gue harus menjaga anak ini?!’ batin Kai lalu, keluar kamar Ruki.
J
Kamar Reita..
Reita sedang asyik dengan hpnya alias sms-an. Dia kaget melihat seorang manusia chibi berambut jingga berdiri di depan pintu kamarnya. Ia langsung mengeryitkan dahi melihat ekspresi Ruki yang sangat muram dan tampak agak menyedihkan itu. “Kenapa?” tanya Reita.
Ruki duduk di kursi meja belajar Reita. “Gue mau..”
“’Mau’ apa?”
“Gue mau curhat..”
Reita memandang Ruki tak percaya. “Apa?!”
Ruki memainkan hp yang ada di tangannya. “Jadi.. Loe tau nggak gimana rasanya suka ma orang?”
Reita menseryitkan dahinya. “Hah?”
“Gue lagi suka sama seseorang dan gue mao minta pendapat loe..”
“Kalo gue bisa, ya, gue kasih. Memang kenapa?”
Ruki menghela nafas gugup. “Kalo loe suka sama orang dan orang itu secara tiba-tiba menghilang. Loe gimana?”
“Tuki maksud loe?” tanya Reita kaget. “Maksud loe yang nggak tahu kemana?”
Ruki mengangguk dengan wajah bersemu merah. “Menurut, loe, gue harus ngapain?”
Reita berpikir cepat. “Cari aja.”
J
Inilah ff yang w tulis di tengah malam setelah mengerjakan Semester Assigment English yang masih kurang 1 (News Item Text). Dan kua akui kalau ini amat sangat GAZE luar biasa. Tapi kalo nggak GAZE bukan the GazettE, donk?? (ditimpukkin para Gazerock)
Kalo berniat review, ya...
Kalo nggak mau juga nggak apa-apa, kok. Karena ff ini juga tidak pantas di review TT~TT. (Xixixi.. Alay, deh gue) Mengetahui kalian yang sudah membaca ff ini aja ZPBellani udah senang, kok. Apalagi kalau ada yang mau berbaik hati mengapresiasikannya.
Apaan, sih, ZPBellani ini malah menuh-menuhin tulisan padahal, mata udah nggak mau kompromi.
Oh, ya, saya turut berduka cita atas bencana gempa sekuat 8,9 skala ritcher (wah, gede amat!!! ZPBellani panik. XD) yang melanda Jepang. Duh, pada selamat nggak, ya?? Mangaka-mangaka?? The GazettE?? Dan lain-lain?? Semoga selamat biar mereka tetap mewarnai hari-hariku... hiks hiks hiks TT~TT
___________________ZPBellani®_____________2011-nen 03-gatsu juu ni-nichi©________