The GazettE in album Vortex

The GazettE in album Vortex
Iri gue sama rambutnya Aoi~ XD

Sabtu, 14 Mei 2011

My FF: The GazettE / Cinderuki / Chapter 3 / By: ZPBellani & Fersie

CINDERUKI
Chara: Ruki, Uruha, Tuki, Fersie
Genre: Romance
Rated: T
Disclaimer: Fersie the founder and theme, ZPBellani’s fanfiction
WARNING!!
CERITA GAZE DAN BANYAK HAL TAK JELAS YANG BOLAK-BALIK LEWAT DI CERITA INI. MAKLUM AJA, INI BUATAN ZPBELLANI. XD BERHATI-HATILAH KARENA INI ADALAH FANFIC BUATAN ZPBELLANI YANG TERKENAL NGGAK JELAS (GAZE). XD
CINDERUKI CHAPTER 3


Ruki mendengar suatu lagu yang tidak asing di telinganya. Ia langsung celingak-celinguk mencari sumber suara. Ia menemukan handphonenya (hp aja, ya, nulisnya??). Ternyata sumber suara itu adalah hpnya sendiri. Ada satu sms yang masuk ke hpnya:
Hi, Ruki pa kbr?
Ruki yang tidak tahu itu sms dari siapa langsung membalas:
Ni sapa?
Belum semenit sms balasan Ruki terkirim, sudah ada sms yang memasuki inbox hpnya.
Ni sppu u, Ruk. Msa lp? W Tuki.
Ruki dan Tuki pun jadi sering bersmsan. Tiap hari pasti mereka smsan, walaupun kadang-kadang hanya menanyakan kabar satu sama lain. Di suatu malam, mereka sedang bersmsan seru tentang pernikahan pangeran dengan wanita dari keluarga biasa di suatu kerajaan yang agak jauh dari kerajaan Lavender milik Uru-chan. Tiba-tiba..
Qta ktmuan, yuk!
Ruki pun membalas:
Dmn?
Tuki langsung menjawab:
Mall Vortex ja. Hri Sabtu. Ok?
Ruki membacanya sambil tersenyum:
Ok. Jam 3 siang.
“Sudah lama, gue tidak bertemu dia sejak Reita melarang gue pergi keluar rumah,” ujar Ruki semangat.

Mall Vortex..
Ruki sudah sampai di tempat janjian mereka, tapi ia tidak bisa menemukan sepupunya itu. Ia merogoh saku kemejanya untuk mencari hpnya. Jemarinya menekan tanda panggil ke nomer hp Tuki. “Tuk, loe dimana?”
“Gue ada di depan Coffee Time Cafe yang ada di lantai 2,” jawab Tuki diujung telefon.
Ruki pun secepat kilat melesat ke tempat sepupu jauhnya itu berada. Mereka mengobrol tentang banyak hal. Mulai dari menceritakan masa lalu sampai kegiatan mereka sekarang. Tak terasa matahari sudah tergelincir sampai jatuh dan hilang digantikan bulan.
“Udah malem. Nginep aja di rumah gue,” usul Ruki.
Tuki menolak karena ia sudah beli tiket pesawat untuk pulang malam ini, tapi Ruki terus memaksa (Apa iya?? :D). Akhirnya, Tuki pun menyetujui usulan Ruki. Mending setuju daripada bonyok (Apaan, sih, ZPBellani ini?? -_-??).

Ting tong...
Bel di kediaman Ruki berbunyi. Ruki lagi asyik nonton weddingnya Prince ******* dan **** (tahu kan??) yang disiarkan lewat tv.
Tuki membuka pintu depan masih dengan tampang baru bangun tidur.
Ternyata..
Uru-chan yang melihat Tuki langsung kaget. ‘Dia kan..’ –Uru-chan baru sadar tampang Tuki- ‘... Dia tidur disini!!’ Ia emosi luar biasa. “RUKI!!” teriak Uru-chan kesal sambil membanting pintu di depannya yang bikin Tuki kaget.

Istana milik Uru-chan yang megah. Bunga-bunga di taman belakang istana sedang bermekaran dan tampak senang berbeda 180° dengan perasaan pemiliknya saat ini. Uru-chan tak percaya apa yang ia lihat tadi pagi. Ada perempuan di rumah Ruki dan yang lebih parahnya lagi..
Uru-chan menyambar hpnya yang ada diatas meja. Ia langsung menelepon teman terdekatnya (yang kedua Ruki). “Aku mau curhat..” kata Uru-chan sedih.
“Kamu nangis? Biar aku kesana aja,” kata sahabatnya diujung telepon.
15 menit kemudian..
Sebuah helikopter mendarat di halaman istana Uru-chan. Seorang pemuda tampan (xixixi.. fitnah gue~ :D) berjalan keluar dari helikopter miliknya. Uru-chan langsung menyambutnya dengan senyuman. “Ayo, Fer,” ajak Uru-chan sambil menyambar tangan temannya yang bernama Fersie itu.
Uru-chan curhat di halaman belakang istananya yang berada di dekat air terjun coklat. Ia agak terisak saat bercerita tentang hal yang menimpanya tadi pagi. Tangannya memotong asal-asalan sepiring kue tiramisu di hadapannya, tidak untuk dimakan, tapi cuma buat pelampiasan kekesalan. “Gue lagi nggak mood bermanis-manis,” kata Uru-chan mulai cemberut.
“Nggak apa-apa. Mumpung nggak ada orang lain, loe jadi diri sendiri aja,” kata Fersie lalu, tersenyum.
“Jadi, Fer, masa’ si Ruki itu..” –Uru-chan mulai menangis- “,.. Masa’ Ruki punya.. punya..”
“Udah, dong. Jangan nangis. Kalo loe nggak mau cerita juga nggak apa-apa,” kata Fersie.
Ur-chan menarik nafas. “Tadi pagi, gue ke rumahnya. Dan.. loe pasti nggak akan percaya kalo gue bilang, ‘Dia punya pacar lain’! Pacar selain gue~” Tangisnya makin menjadi-jadi.
Fersie menatap Uru-chan kaget. “’Pacar selain loe’? Yang bener aja.”
“Loe tahu siapa pacarnya? Dia puteri mahkota kerajaan.. kerajaan Gind!”
“Loe yakin, Ru? ‘Gind’? Jadi, dia puteri mahkota juga?” kata Fersie tak percaya. ‘Kurang apa coba si Uru, sampe-sampe si Ruki berpaling?’ pikir Fersie nggak abis pikir.
Uru-chan pun menceritakan detail kejadiannya. Air mata terus mengalir deras membasahi pipi putihnya dan ia sudah menghabiskan 3 kotak tisu. Fersie jadi bingung harus ngomong apa, jadi dia hanya bisa memberi saran pada sahabatnya yang patah hati itu.
“Kamu, kok!?” kata seorang cowok bernada kaget. Ia adalah Ruki, cowok yang lagi diomongin. “Kalian?!” Dia kaget melihat Uru-chan yang masih berstatus pacarnya sedang menikmati acara tea time bareng pangeran kerajaan Emon.
Uru-chan yang sudah pulih dari sakit hatinya melemparkan pandangannya ke arah Ruki (yang tiba-tiba datang tanpa undangan dan pulang nggak ada yang mau nganter) yang berdiri 1m di belakang Fersie.
“Ngapain loe disini!?” kata Uru-chan nggak jelas nanya atau ngusir.
“Awalnya, gue mau jelasin sesuatu ke loe, tapi kayaknya bukan gue yang harus jelasin sesuatu,” jawab Ruki kesal.
“Apa katamu!” kata Uru-chan sengit.
Ruki cuma tersenyum kecut.
Uru-chan berdiri. “Udah! Don’t show your face!” kata Uru-chan emosi sambil melemparkan piring kuenya ke arah Ruki.
Ruki dapat menghindari piring lemparan Uru-chan memakai gerakan matrix. Piring kedua dilempar Uru-chan berhasil dihindari Ruki. Piring ketiga pun berhasil di hindari Ruki dan hanya berjarak 1cm dari telinganya.
‘Wah! Jago juga loe menghindari lemparan gue!’ pikir Uru-chan sambil tersenyum a.la iblis. ‘Tapi, ini belom selese!’ Ia melirik kue tiramisu 50cm x 75cm yang tadi dibawa Fersie. Dengan sekuat tenaga Uru-chan melemparkan kue itu kearah Ruki.
Padahal Fersie di depan Uru-chan, tapi ia santai-santai aja. ‘Mereka ini yang berantem, bukan gue,’ batin Fersie sambil memotong kue yang ada di piringnya.
Kue lemparan Uru-chan masih terbang di udara. Fersie menyendok kue yang tadi dipotongnya. Dan.. BUK!!!
Mendarat dengan cantik di wajah Ruki. Eh, bukan wajah si Fersie yang tiba-tiba menunduk untuk menyuap kuenya. Akhirnya, wajah Ruki dihiasi dan ditutupi kue tart tiramisu dari Fersie.
“Yah, Uru, sayang kuenya~” kata Fersie tak reila (maksud saya tak rela) sambil menahan tawa.
Uru-chan tersenyum geli. ‘Rasakan!’
Ruki mendengus kesal. ‘Ah, elah, hari ini gue nggak hoki amat~’ batin Ruki sambil mengelap matanya dari krim tiramisu.
Uru-chan melempar sebuah undangan dengan kertas kaku berwarna emas full glitter ke Ruki. “Datang nanti malam,” katanya lalu, menarik tangan Fersie untuk pergi dari tkp. Meninggalkan Ruki yang masih berkutat dengan kue tart tiramisu.

Selesai 3 chapter!! Senangnya hatiku.. ZPBellani mulai kumat lagi, deh. Maaf, kalau agak nggak jelas. Kayaknya bagus kalau Uru-chan pairingan sama si Fersie (mumpung si Fersie nggak tahu. XD).
-----ZPBellani®-&-Fersie®---2011-nen—Shi-gatsu—San-juu-nichi©--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar